Gara-Gara Berbohong Soal Covid, Presiden Brasil Digugat Ke Mahkamah Agung

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 19 Agustus 2022 10:10 WIB
Jakarta, MI - Polisi federal Brasil menuntut Presiden Jair Bolsonaro ke Mahkamah Agung dengan dakwaan menyebarkan informasi palsu tentang wabah virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 680.000 warganya. Tidak hanya itu, sang presiden juga dituntut akibat klaim palsu tentang hubungan antara vaksin AIDS dan Covid seperti dikutup TheGuardian.com, Jumat (19/8). Tanggapan anti-ilmiah Bolsonaro terhadap penyakit yang disebutnya "flu ringan" itu dikecam secara internasional dan menjadi subjek penyelidikan Kongres. Pasalnya, tokoh populis sayap kanan itu dituduh sengaja menunda pembelian vaksin dan mempromosikan "penyembuhan" menggunakan hidroksiklorokuin. Kemarahan memuncak di Brasil akibat Bolsonaro menghindari lima tuduhan terkait dengan tanggapan mengenai Covid tersebut. Pada Rabu malam seorang penyelidik senior polisi federal dilaporkan telah menulis surat ke Mahkamah Agung meminta Bolsonaro untuk diinterogasi dan didakwa dengan kejahatan penghasutan dan mendorong orang lain untuk melakukan pelanggaran. Dugaan kejahatan itu, yang dapat dihukum hingga enam bulan penjara, terkait dengan siaran media sosial yang terkenal pada Oktober 2021 yang kemudian dihapus oleh YouTube dan Facebook. Dalam postingan yang dihapus itu, Bolsonaro menyalahkan masker wajah, penggunaan wajib yang berulang kali dia langgar, bertanggung jawab atas banyak kematian selama pandemi influenza 1918. “[Presiden] secara langsung, spontan dan sadar menyebarkan disinformasi bahwa korban flu Spanyol sebenarnya meninggal akibat pneumonia bakteri yang disebabkan oleh penggunaan masker dan menanamkan di benak pemirsa bahwa tidak perlu menggunakannya dalam melawan Covid pada saat penggunaan masker itu wajib,” menurut laporan polisi. Dalam siaran langsung yang sama, Bolsonaro secara keliru mengklaim bahwa studi pemerintah di Inggris menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap menularkan AIDS "jauh lebih cepat dari yang diharapkan". Akan tetapi para pejabat Inggris kemudian menolak klaim tersebut. Dalam laporannya, penyelidik polisi federal Lorena Lima Nascimento mengatakan bahwa klaim yang tidak benar dapat menimbulkan "kewaspadaan publik atas bahaya yang tidak ada" dan merupakan pelanggaran ringan. Kegagalan Bolsonaro dalam menanggapi penularan Covid menjadi isu sentral dalam kampanye pemilihan presiden, yang secara resmi dimulai minggu ini menjelang pemungutan suara putaran pertama pada 2 Oktober mendatang.
Berita Terkait