DPR Cemaskan Harga Saham IPO Mitratel, Kenapa?

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 12 November 2021 20:48 WIB
Monitorindonesia.com- Kalangan DPR menyoroti langkah IPO anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang dinilai belum jelas arah dan tujuan untuk kepentingan rakyat. Karena belum terlihat secara jelas soal strategi besar Mitratel ke depan. "Sepengetahuan saya, kalau sebuah perusahaan mau IPO, tentu ada value yang mau diciptakan, yang jauh lebih besar. Artinya ada rencana-rencana, baik jangka pendek, menengah hingga jangka panjang," kata Anggota Komisi VI DPR, Sondang Tiar Debora Tampubolon dalam rapat antara Komisi VI DPR dengan PT Telkom Indonesia, Jumat (12/11/2021). Bahkan Sondang mengkritik jajaran direksi Telkom yang dianggap tak terbuka. Pasalnya, DPR belum mendapatkan informasi secara detail soal IPO tersebut. "Jadi belum disampaikan kepada kami secara detail, ada apa sebenarnya, apa value creationnya," tanya dia. Dalam paparan direksi Telkom ini, kata anggota Fraksi PDIP, DPR menilai direksi hanya menjelaskan bagaimana cara memperluas area secara nasional. Padahal ada yang lebih luas dari itu, karena teknologi itu selalu berkembang, mulai dari 2G, 3G 4G 5G dan seterusnya. "Jangan sampai Telkom dan anak usahanya hanya sebatas follower saja, dari perkembangan teknologi saat ini, kita ingin menjadi pionir," ujarnya. Jadi, lanjut Sondang, sebenarnya rencana fix IPO Mitratel ini belum begitu jelas. karena dalam setiap IPO, bukan sekadar hanya mencari dan membutuhkan dana. "Yang pasti ada rencana, besar, seperti apa ini yang  belum disampaikan kepada kami," tuturnya. Dengan mengetahui bisnis plan ini, sambung legislator dari dapil DKI Jakarta I, maka DPR lebih mengerti dan memahami rencana-rencana ke depan. Sehingga nantinya harga saham yang ditawarkan bisa sesuai target. "Jadi jangan sampai harga saham Mitratel ini, dalam tempo satu dua atau bulan ke depan, lalu merosot tajam. Sehingga tidak menarik lagi. Apalagi kita melihat teknologi telekomunikasi ini merupakan indusri strategis. jadi berharap sustainabiliti harga saham bisa stabil dan terjaga," imbuhnya. Sementara itu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah mengungkapkan bahwa saham MTEL ditawarkan dengan harga Rp 775-Rp 975/saham dengan jumlah yang ditawarkan sebanyak-banyak 25.540 juta saham atau setara dengan 29,85%. Hanya saja, Ririek tak mau membeberkan harga penetapan IPO dengan para penjamin emisi. "Namun demikian angka persisnya nantinya ini masih proses [harga IPO], ada literasi yang dilakukan menyesuaikan aturan yang ada, tapi 29,8% ini angka maksimum," imbuh dia. "Total yang diharapkan adalah Rp 15 triliun sampai Rp 24 triliun dan ini semua akan masuk kepada Mitratel." Lebih jauh Ririek menjelaskan, dana yang didapat perusahaan dari IPO ini akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure /capex) organik perusahaan untuk pembangunan menara telekomunikasi baru maupun anorganik dengan mengakuisisi, termasuk milik PT Telkomsel. Lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan. "Mengingat proses ini sudah berjalan, seperti apa secara umum kita sampaikan hasilnya sejauh ini sangat positif," imbuhnya.

Topik:

IPO Mitratel
Berita Terkait