Minyak Anjok ke Level Terendah Selama Lima Bulan terakhir

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 6 Desember 2023 09:09 WIB
Pangkalan Minyak Kaombo Norte di Lepas Pantai Angola (Foto: Reuters)
Pangkalan Minyak Kaombo Norte di Lepas Pantai Angola (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Di tengah keraguan pasar atas pengumuman pengurangan pasokan sukarela OPEC+ minggu lalu, harga minyak turun ke level terendah dalam lima bulan pada penutupan perdagangan Selasa (5/11) waktu setempat. Pelemahan harga minyak juga dipicu penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2024 turun 72 sen, atau sekitar 1 persen, menjadi US$72,32 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2024 merosot 83 sen, atau sekitar 1,1 persen, menjadi US$77,20 per barel di London ICE Futures Exchange.

Kejadian ini merupakan penutupan harga terendah bagi kedua patokan minyak mentah itu sejak 6 Juli. Bagi WTI, ini adalah pertama kalinya sejak  bulan Mei dimana harga WTI turun selama empat hari berturut-turut.

Nilai tukar dolar AS menguat dengan indeks dolar AS naik 0,25 persen menjadi 103,97 setelah data terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan di Amerika Serikat mengalami penurunan pada Oktober ke level terendah sejak awal 2021.

Penguatan nilai tukar dolar AS membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut, termasuk minyak mentah, menjadi lebih mahal bagi pemilik dana dalam mata uang lain.

Di tempat lain, negara-negara yang berpartisipasi dalam konferensi iklim COP28 sedang mempertimbangkan untuk menyerukan penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara formal sebagai bagian dari kesepakatan akhir KTT PBB untuk mengatasi pemanasan global. (Ran)