Pantas Negara Tekor Rp 1,2 T, Ratusan Ribu Ton Beras Numpuk di Bulog, Entah Siapa yang Salah?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 September 2025 11:44 WIB
Ilustrasi - Beras Bulog (Foto: Istimewa)
Ilustrasi - Beras Bulog (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Menumpuknya beras di gudang-gudang Bulog memunculkan potensi ratusan ribu ton beras turun mutu, bahkan rusak sehingga tak bisa lagi dikonsumsi. 

Sementara pemerintah saat ini terus meningkatkan stok beras di Bulog yang digunakan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Totalnya mencapai 3,7 juta ton.

Menurut pakar pertanian sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santoso, cadangan CBP yang terlalu tinggi memunculkan risiko kerugian negara akibat banyaknya beras turun mutu. Katanya, beras-beras CBP ini mengalami turun mutu karena terlalu lama disimpan di gudang. Kerugian dari penurunan mutu beras ini diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun. 

"Itu berasnya sudah pada nggak karuan loh. Perhitungan saya disposal tahun ini bisa lebih dari 100 ribu ton. Jadi hati-hati nih pemerintah. Kalau 100 ribu ton saja, negara dirugikan Rp 1,2 triliun. Harus diingat itu," kata Dwi Andreas, dalam acara Diskusi Publik Paradoks Kebijakan Hulu-Hilir Perberasan Nasional di Ombudsman RI, Jakarta, yang disiarkan Live akun YouTube Ombudsman seperti dinukil Monitorindonesia.com, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, beras-baras yang turun mutu ini mayoritas berasal dari sisa impor tahun 2024 namun tak kunjung dikeluarkan dari penyimpanan. 

"Dan sisa impor tahun lalu itu kan beras masuk ke Indonesia di Februari 2024. Itu pun sudah lebih dari satu tahun kan. Belum lagi ketika dia berada di negara yang sebelum diekspor ke Indonesia. Bisa-bisa jadi hampir dua tahun. Dua tahun itu sudah sangat tidak layak sebenarnya dikonsumsi," bebernya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kerugian negara sebesar Rp 1,2 triliun adalah kerugian dari beras yang tak bisa dikonsumsi lagi. Kerugian negara bisa ditekan, misalnya beras turu mutu dijual murah untuk digunakan untuk pakan hewan ternak. 

Meski begitu, untuk bisa dijadikan pakan ternak, beras juga harus memenuhi sejumlah standar ketat, seperti harus bebas dari kontaminasi. "Tapi untuk pakan pun ada persyaratannya. Misalnya apakah beras tersebut belum terkontaminasi oleh misalnya alfatoksin atau apapun," jelas Dwi. 

Solusi lain guna mengurangi potensi kerugian negara, yakni beras Bulog yang sudah mengendap lama dialihkan untuk bahan baku etanol. "Lalu alternatif lainnya beras tersebut digunakan untuk bahan baku etanol, misalnya. Jadi dalam arti disposal itu beras tersebut tidak bisa lagi digunakan sesuai dengan tujuan semula," tandas Dwi. 

Topik:

Beras Bulog Bulog