Rusia Minta Jaminan Kemanan AS terkait Ukraina

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 21 Desember 2021 12:35 WIB
Moskow, Monitorindonesia.com - Rusia menyatakan sangat membutuhkan jaminan keamanan yang cepat dan luas dari Amerika Serikat terkait Ukraina sekaligus memperingatkan kemungkinan tanggapan militer Kremlin kecuali ada tindakan politik untuk meredakan ketegangan. Rusia, yang telah membuat bingung Barat dengan penumpukan pasukan di dekat Ukraina, pekan lalu meluncurkan daftar keinginan proposal keamanan yang ingin dinegosiasikan. Salah satunya adalah janji NATO akan menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina. Washington mengatakan beberapa proposal Kremlin jelas tidak dapat diterima, tetapi Amerika Serikat akan menanggapi beberapa waktu minggu ini dengan proposal yang lebih konkret tentang format pembicaraan apa pun. Emily Horne, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan bahwa penasihat keamanan nasional Biden Jake Sullivan telah berbicara melalui telepon dengan mitranya dari Rusia, Yuriy Ushakov. Tujuannya untuk menekankan bahwa Amerika Serikat siap untuk berkomunikasi melalui berbagai saluran termasuk keterlibatan bilateral. Sullivan "menjelaskan bahwa setiap dialog harus didasarkan pada prinsip timbal balik dan mengatasi keprihatinan kami tentang tindakan Kremlin selain harus berlangsung dalam koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra Eropa kami. Dia juga mencatat bahwa kemajuan substantif hanya dapat terjadi di lingkungan de-eskalasi daripada eskalasi," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (21/12/2021). Konstantin Gavrilov, seorang diplomat Rusia di Wina, mengatakan bahwa hubungan antara Moskow dan NATO telah mencapai "momen kebenaran". "Pembicaraan perlu serius dan semua orang di NATO memahami dengan baik bahwa tindakan politik konkret perlu diambil, jika tidak, alternatifnya adalah tanggapan teknis-militer dan tindakan militer dari Kremlin," katanya. Tanggapan AS kemungkinan akan membentuk Pembatasan gerakan Moskow atas Ukraina, yang telah menjadi titik nyala utama dalam hubungan Timur-Barat. Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan Rusia mungkin sedang mempersiapkan invasi ke bekas tetangga Sovietnya. Namun Rusia menyangkal hal itu dan mengatakan bahwa hubungan Ukraina yang berkembang dengan NATO yang telah menyebabkan kebuntuan meningkat. Hal itu diibaratkan dengan krisis rudal Kuba tahun 1962, ketika dunia berada di ambang perang nuklir. Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Moskow sejauh ini tidak menerima tanggapan dari Amerika Serikat. "Saya pikir mereka akan mencoba mengubah ini menjadi proses yang bergerak lambat, tetapi kami membutuhkannya untuk cepat karena situasinya sangat sulit, akut, dan cenderung menjadi lebih rumit," katanya.[Yohana]

Topik:

Rusia Ukraina Amerika Serikat Jaminan Keamanan