Rusia Klaim Telah Melumpuhkan 118 Fasilitas Militer Ukraina

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Februari 2022 13:07 WIB
Moskow, Monitorindonesia.com - Rusia pada Jumat (25/2) mengklaim pasukannya telah melumpuhkan 118 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina. Sebanyak 11 lapangan udara militer, 13 pos komando dan pusat komunikasi angkatan bersenjata Ukraina, 14 sistem rudal antipesawat S-300 dan Osa, serta 36 stasiun radar termasuk di antara fasilitas yang rusak. Demikian laporan biro penyiaran Kementerian Pertahanan Rusia Zvezda, mengutip Igor Konashenkov, juru bicara kementerian tersebut. Sejauh ini 5 pesawat tempur, 1 helikopter, dan 5 drone milik Ukraina telah ditembak jatuh sementara puluhan kendaraan lainnya dilumpuhkan dan dihancurkan, tambahnya. Konashenkov mengonfirmasi kendali Rusia atas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl. Dia juga mencatat bahwa tentara dari kedua belah pihak telah sepakat untuk bersama-sama melindungi unit-unit pembangkit dan sarkofagus PLTN Chernobyl. Latar belakang radioaktif di area PLTN itu normal, ucapnya. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah menginstruksikan angkatan bersenjata Rusia untuk "memperlakukan pasukan Ukraina dengan hormat" serta menciptakan koridor keselamatan bagi para prajurit yang "telah meletakkan senjata mereka," menurut juru bicara itu. Pada Kamis (24/2), Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan "operasi militer khusus" di Donbass, dan Ukraina mengonfirmasi bahwa instalasi-instalasi militer di seluruh negeri sedang diserang dan dilumpuhkan. Kemudian di hari yang sama, kementerian itu melaporkan bahwa 83 fasilitas telah dilumpuhkan selama operasi tersebut. Peretas Belarusia Biro keamanan siber Ukraina mengatakan anggota militer mereka menjadi sasaran peretas asal Belarusia. Computer Emergency Response Team (CERT) Ukraina, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/2/2022), mengatakan peretas mencuri kata sandi email dan masuk akun surat elektronik tentara Ukraina. Akun surat elektronik yang diretas ini mengirimkan pesan berbahaya ke daftar kontak. CERT menuduh grup berkode UNC1151 berbasis di Minsk yang mendalangi kampanye peretasan ini. Grup peretas beranggotakan tentara Belarusia. Ukraina sudah mengalami berbagai serangan siber sebelum invasi Rusia pekan ini. Beberapa hari lalu, ratusan komputer di Ukraina diserang dengan perangkat lunak penghapus data, yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Situs pemerintahan Ukraina, antara lain Kementerian Luar Negeri, mendapat serangan distributed denial-of-service (DDos). Situs Kementerian Pertahanan Ukraina dan dua bank juga sempat mendapat serangan DDoS. [zan]