Rusia Serang PLTA, Ukraina Rontokkan 44 dari 50 Rudal Rusia

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 31 Oktober 2022 18:12 WIB
Jakarta, MI - Rusia meluncurkan gelombang rudal jelajah dengan target Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan infrastruktur penting lainnya di seluruh Ukraina pagi tadi sebelum ledakan dilaporkan di dekat Ibu Kota, Kyiv serta 10 kota dan wilayah lainnya. Komando udara Ukraina menyatakan pihaknya menembak jatuh 44 dari 50 rudal musuh. Rekaman video menunjukkan beberapa rudal dicegat di langit sekitar Kyiv segera setelah pukul delapan pagi waktu setempat. Sirene serangan udara berbunyi secara nasional, sementara warga disuruh mencari perlindungan. Tetapi rudal lainnya menembus pertahanan Ukraina. Gubernur Kyiv, Oleksiy Kuleba, mengatakan “penembakan besar-besaran di wilayah itu” telah merusak infrastruktur listrik dan energi. Dia mengatakan warga harus terkena pemadaman listrik darurat. Menurutnya, saat ini baru ada satu korban tewas. Kami sedang mengklarifikasi informasinya, tambahnya. ”Rudal jelajah ditembakkan dari pesawat Tu-90 dan T-60 Rusia yang terbang ke utara Laut Kaspia dan wilayah Rostov. Rudal itu mencapai sasaran di oblast Kyiv, Zaporizhzhia dan Kharkiv, serta di daerah Mikolaiv, Lviv, Zhytomyr, Kirovohrad dan Chernivtsi. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) termasuk di antara target yang dihantam Rusia pagi ini, menurut Herman Halushchenko, menteri energi Ukraina seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (31/10). Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Halushchenko menggambarkannya sebagai "serangan barbar" dan menambahkan bahwa "gardu induk listrik, pembangkit listrik tenaga air dan fasilitas pembangkit panas terkena rudal". Akibatnya, pemadaman sebagian terjadwal dan pemadaman darurat telah diberlakukan di wilayah Kyiv, Cherkasy, Zaporizhzhia, Cherkasy, Kyiv, Kirovohrad, Kharkiv, Zaporizhia, dan Poltava, katanya. Kantor berita milik negara Rusia RIA melaporkan bahwa gubernur Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014, mengumumkan gelombang nasionalisasi perusahaanh dan individu yang terkait dengan otoritas Ukraina. Langkah itu diambil atas perintah dari Sergei Aksyonov di Telegram yang menyatakan memberikan instruksi tentang nasionalisasi properti sejumlah perusahaan dan individu yang terkait dengan rezim Kyiv yang terletak di wilayah Republik Krimea. Keputusan yang sesuai akan saya tandatangani besok dan kami akan mengirimkan dokumen ke dewan negara republik. RIA melaporkan bahwa daftar objek yang dinasionalisasi dibuat oleh komisi anti-teroris khusus, termasuk galangan kapal dan fasilitas konstruksi.