Rusia Sebut Rudal yang Hantam Polandia Milik Ukraina

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 16 November 2022 17:23 WIB
Jakarta, MI - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa, ledakan yang terjadi di wilayah Polandia pada Selasa (15/11), disebabkan oleh rudal pertahanan udara Ukraina, dan menyatakan bahwa serangan Rusia di Ukraina tidak lebih dari 35 km dari perbatasan Polandia. "Foto-foto yang diterbitkan pada Selasa (15/11) malam, di Polandia dari reruntuhan yang ditemukan di desa Przewodow, secara tegas diidentifikasi oleh spesialis industri pertahanan Rusia, sebagai elemen peluru kendali anti-pesawat dari sistem pertahanan udara S-300 dari Ukraina," kata kantor berita RIA mengutip pernyataan kementerian pertahanan. Tidak mungkin memverifikasi gambar atau identifikasi secara independen. Sebelumnya, Presiden Polandia mengatakan bahwa, pihaknya tidak memiliki bukti nyata untuk menentukan siapa yang menembakkan rudal yang menghantam Polandia sekitar 6 km di dalam perbatasan dengan Ukraina, yang menewaskan dua orang tersebut. Di sisi lain, Kementerian pertahanan Rusia membantah bahwa, ada rudal Rusia yang menghantam wilayah Polandia. Mereka menggambarkan laporan tersebut sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi". Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan dengan beberapa pemimpin yang berkumpul di Bali, Indonesia, untuk KTT G20 guna membahas insiden tersebut. Para pemimpin G7 dan NATO yang terdiri dari Jerman, Kanada, Belanda, Spanyol, Italia, Prancis dan Inggris hadir, serta Jepang dan perwakilan non-NATO dari Uni Eropa. Biden mengatakan ada laporan awal yang menyatakan rudal yang mendarat dan menewaskan warga di Polandia kemungkinan bukan berasal dari Rusia. "Ada informasi awal yang membantahnya. Saya tidak ingin mengatakan itu sampai kami benar-benar menyelidikinya, tetapi kemungkinannya tidak sejalan. lintasan yang ditembakkan dari Rusia tapi kita lihat saja nanti,” kata Biden seperti dikutip dari Channelnewsasia, Rabu (16/11). "Amerika Serikat dan negara-negara NATO akan menyelidiki sepenuhnya sebelum bertindak," pungkasnya.