Roket Bulan Artemis Sukses Diluncurkan, Selangkah Lagi AS Bisa Capai Planet Mars

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 16 November 2022 18:14 WIB
Jakarta, MI - Roket Bulan NASA yang baru berhasil diluncurkan pada penerbangan perdana dengan tiga boneka uji di dalamnya sekaligus menjadikan Amerika Serikat selangkah lebih dekat untuk menempatkan astronot kembali ke permukaan bulan untuk pertama kalinya sejak akhir program Apollo 50 tahun yang lalu. Jika semuanya berjalan dengan baik selama tiga minggu maka penerbangan yang sangat menentukan dengan menggunakan roket setinggi 32 lantai itu akan mendorong kapsul awak kosong ke orbit luas di sekitar Bulan. Kemudian kapsul akan kembali ke Bumi dengan lokasi di sekitar Pasifik pada bulan Desember. Peluncuran tersebut menandai dimulainya program andalan baru badan antariksa tersebut yang bernama Artemis. "Kami akan berangkat," menurut tweet badan antariksa Rabu pagi setelah bertahun-tahun penundaan dan miliaran biaya yang terus membengkak. Roket Space Launch System bergemuruh ke langit setelah naik dari Kennedy Space Center dengan daya dorong 4 juta kilogram (8,8 juta pon) dan mencapai kecepatan 160 kilometer per jam (100mph) dalam hitungan detik. Kapsul Orion yang bertengger di bagian atas siap untuk keluar dari orbit Bumi menuju Bulan kurang dari dua jam setelah penerbangan. Peluncuran itu mengikuti hampir tiga bulan kebocoran bahan bakar yang menjengkelkan yang membuat roket hanya bergerak di antara hanggar dan landasannya. Badan antariksa Amerika Serikat berhasil menutup kebocoran pada Selasa malam sambil mengisi bahan bakar roket untuk peluncuran tengah malam. NASA memperkirakan 15.000 orang memadati Kennedy Space Center untuk peluncuran dan ribuan lainnya berbaris di pantai dan jalan di luar gerbang. Saya senang melihatnya meluncur, kata Andrew Trombley, seorang penggila luar angkasa dari St Louis, Missouri. Dia sebelumnya sempat cemas menjelang lepas landas yang sukses setelah beberapa perjalanan sia-sia dilakukannya untuk menyaksikan peluncuran wahana itu. “Saya sudah ke sini beberapa kali untuk melihat wahana ini akan naik, namun kemudian dibatalkan. Perjalanan ketiga ke sini untuk ini. Jadi saya senang melihatnya meluncur,” kata insinyur itu seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (16/11). Dia mengaku masih terlalu kecil saat menyaksikan misi Apollo, namun sekarang dia benar-benar menikmatinya. Roket Space Launch System, yang dikenal sebagai SLS, memiliki tiga boneka uji, tetapi tidak ada astronot di dalam kapsul. Prioritas utama NASA untuk misi senilai US$4,1 miliar itu adalah untuk memverifikasi pelindung panas kapsul dan empat astronot dapat bergabung untuk pemotretan bulan berikutnya pada tahun 2024. NASA terakhir mengirim astronot ke Bulan pada Desember 1972 sekaligus mengakhiri program Apollo. Kali ini AS berharap untuk mempertahankan kehadirannya yang berkelanjutan, termasuk stasiun ruang angkasa bulan untuk membantu mempersiapkan misi akhir ke Mars.