Polisi Tangkap Pengancam Tembak Anies, Roy Suryo: Lebih Baik Cermat daripada Cepat Tapi Tidak Tepat

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Januari 2024 17:53 WIB
Pemerhati telematika dan multimedia independen, Roy Suryo (Foto: Istimewa)
Pemerhati telematika dan multimedia independen, Roy Suryo (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Pemerhati telematika dan multimedia independen, Roy Suryo menyoroti gerak cepat polisi menangkap pelaku yang mengancam membunuh calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan. Ancaman pembunuhan itu dilontarkan lewat komentar di media sosial saat Anies live TikTok.

Pemilik akun tiktok @calonistri71600 tersebut sempat menuliskan pesan bernada ancaman saat Lilve tiktok berlangsung beberapa waktu lalu, dimana intinya menanyakan "Berapa tahun ancaman jika menembak salah satu capres ?". Tercatat terakhir akun tersebt memiliki sekitar 301 followers dan di likes oleh 367

"Namun sebenarnya, aparat juga jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa AWK "tidak berafiliasi dengan Paslon tertentu (?)" sebagaimana buru-buru disampaikan pasca penangkapannya, karena harus melakukan profiling dengan detail terlebih dahulu. Apalagi dalam profil AWK tersebut jelas-jelas menggunakan foto salah satu capres dan menggunakan kalimat " berjuang untuk Pr*b*w ✌🏼* " di username-nya," jelas Roy, Sabtu (13/1).

Satu lagi, tambah dia, hal ini bukan satu-satunya akun yang melakukan pengancaman, karena selain yang di Jember atau Pasuruan ini sebenarnya terdeteksi akun lain di daerah Sangatta Kaltim, yang memiliki username @rifanariansyah alias Rifan Ariansyah dengan kalimat serupa. Akun ini memiliki followers 1503 dan sudah melakukan 27 postingan.

Apakah kedua akun tersebut memiliki keterkaitan antar sesamanya? Ataukah mereka sama-sama juga memiliki pandangan politik minimal simpatisan kepada capres atau paslon tertentu? 

"Ini yang harus diprofiling dengan cermat, jangan buru-buru dinegasikan bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan dengan salah satu paslon, lebih baik cermat daripada cepat tapi tidak tepat," katanya.

"At last but not least, kalau hal begini memang "Gercep" dilakukan sekali lagi saya salut dan apresiasi, namun kalau sekedar kasus-kasus yang hanya dilaporkan oleh para "tukang lapor"."

"Seperti kasus Aiman Witjaksono dan kasus saya sendiri, sebagaimana release koalisi masyarakat sipil tempo hari, memang sebaiknya aparat lebih cerdas menyikapinya karena hal tersebut jelas-jelas sangat politis dan tidak bermutu," tutupnya. (wan)