Korut Tembakkan Rudal ke Jepang, Operasi Kereta Api Terganggu

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 4 Oktober 2022 10:56 WIB
Jakarta, MI - Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik ke Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun pada hari ini sehingga memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung, sementara operasi kereta api di Jepang bagian utara terpaksa ditangguhkan untuk sementara waktu. Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung karena rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke Samudra Pasifik. Jepang dilaporkan tidak menggunakan tindakan pertahanan apa pun untuk menghancurkan rudal itu yang merupakan yang pertama terbang melewati Jepang dari Korea Utara sejak 2017. "Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistiknya yang berulang, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional. Peluncuran itu juga menimbulkan tantangan serius bagi seluruh komunitas internasional, termasuk Jepang," kata juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno seperti dikutip ChannelNewsSia.com, Selasa (4/10). Dia mengatakan rudal itu terbang 4.600 km dan naik ke ketinggian maksimum 1.000 km. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan rudal itu tampaknya merupakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang diluncurkan dari Provinsi Jagang Korea Utara. Korea utara telah menggunakan provinsi itu untuk meluncurkan beberapa tes baru-baru ini, termasuk beberapa rudal yang diklaim "hipersonik". Tes tersebut mendorong East Japan Railway Co untuk menangguhkan operasi kereta api di wilayah utara, menurut penyiar Jepang NHK. Akan tetapi Matsuno mengatakan tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal dari rudal tersebut seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (4/10). Rincian penerbangan awal yang diumumkan oleh Korea Selatan dan Jepang menunjukkan bahwa rudal itu mungkin adalah IRBM Hwasong-12, yang diluncurkan Korea Utara pada tahun 2017 sebagai bagian dari rencana ancamannya untuk menyerang Guam, kata Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang sekarang mengajar di Universitas Kyungnam. Hwasong-12 digunakan dalam tes pada 2017 yang melintasi Jepang dan Kim mencatat bahwa rudal juga diuji coba dari Provinsi Jagang pada Januari. Uji coba rudal Korut membantu membuat lebih banyak senjatanya beroperasi, mengembangkan kemampuan baru, dan mengirim pesan bahwa pengembangan senjatanya adalah hak berdaulat yang harus diterima oleh dunia, kata para analis. Program rudal dan senjata nuklir Korut dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah menjatuhkan sanksi pada negara tersebut. Banyak dari uji coba rudal balistik Korea Utara dilakukan pada "lintasan tinggi", yang menerbangkannya tinggi ke luar angkasa tetapi mengarah ke titik tumbukan tidak jauh dari lokasi peluncuran dengan menghindari wilayah penerbangan dari negara tetangganya. Meluncurkan atau melewati Jepang memungkinkan para ilmuwan Korea Utara untuk menguji rudal di bawah kondisi yang lebih realistis, kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.