Alumni UGM ke Pengacara Penggugat Ijazah Palsu Jokowi: Saya Merasa Malu!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 12 Oktober 2022 08:37 WIB
Jakarta, MI - Pengacara penggugat ijazah palsu Presiden Jokowi, Ahmad Khozinudin mengaku mendapatkan pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku sebagai alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). "Isi pesannya: saya sebagai salah seorang alumni merasa malu kalau UGM tidak ikut menyelesaikan masalah ini. Apa dikarenakan mantan rektornya diangkat jadi Menteri dan Kepala BMKG ...???," kata Ahmad mengutip pesan WA tersebut, Rabu (12/10). Kemudian, soal bukti bahwa ada foto dan video Jokowi tengah bernostalgia dengan kawan-kawan kuliahnya saat acara Dies Natalies UGM yang diklaim pendukung Jokowi sebagai argumentasi keabsahan Jokowi sebagai alumni UGM. "Perlu untuk diketahui, masalah ijazah palsu Jokowi saat ini bukanlah gosip politik atau isu sosial media. Ijazah palsu Jokowi saat ini sudah menjadi objek perkara perbuatan melawan hukum yang telah didaftarkan di lembaga pengadilan dengan perkara nomor : 592/Pdt.G/2022/PN.Jkt.Pst, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat," Menurutnya,  proses hukum yang telah ditempuh kliennya, yakni Bambang Tri Mulyono tidak dapat dibantah atau dibatalkan melalui proses diluar pengadilan, baik melalui pernyataan Tenaga Ahli KSP Irfan Ade Pulungan, komentar Staf Ahli Presiden Bidang Hukum Dini Purwono. Apalagi, kata dia, hanya dengan video dies natalies UGM yang dihadiri Presiden Jokowi. "Seluruh argumentasi yang membela Jokowi, baik yang menegaskan Jokowi memiliki ijazah asli, atau Jokowi pernah menjadi mahasiswa hingga seorang alumni UGM, semuanya tidak bernilai sepanjang tidak disampaikan dalam suatu sidang yang terbuka untuk umum. Sebab, Majelis Hakim hanya akan memeriksa bukti-bukti yang dihadirkan di pengadilan, dan hanya mempertimbangkan fakta hukum dalam persidangan," jelasnya. Untuk itu, Ahmad meminta sebaiknya pihak tergugat segera menyiapkan seluruh bukti-bukti dan saksi-saksi untuk persiapan di pengadilan. "Kalau ada teman Jokowi baik ketika SD, SMP, SMA hingga seangkatan saat di UGM, lebih baik segera diinventarisasi untuk dihadirkan sebagai saksi di pengadilan," pungkasnya. Sebelumnya, Rektor UGM Ova Emilia mengungkapkan format penulisan ijazah S1 Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini ramai disorot karena dinilai berbeda dengan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) lainnya. Kata Ova, sebelumnya memang pada waktu-waktu sebelum adanya computerized, itu penulisan ijazah itu menggunakan tulis halus. Menurut Ova, pada tahun 1985 belum ada penyeragaman dan format khusus ijazah. "Memang waktu itu belum sampai ada penyeragaman, misalnya kalau sekarang ada formatnya khusus. Sehingga kadang-kadang memang ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Tapi kita tetap mempunyai dokumen aslinya," kata Ova dalam jumpa pers di UGM, Yogyakarta, Selasa (11/10) kemarin.
Berita Terkait