Anies Tutupi Kebobrokannya Lewat Tudingannya Terhadap Pemerintah Jokowi Kerap 'Mematikan' Kritik 

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Desember 2022 13:31 WIB
Jakarta, MI - Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga merupakan bakal calon Presiden Partai NasDem, Anies Baswedan, berbicara terkait banyak yang mengkritik dirinya. Anies menyinggung pemerintah saat ini yang terkadang dinilai kerap 'mematikan' kritik. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, menilai pernyataan bakal capres usungan Partai NasDem tersebut tak lebih bertujuan untuk menjual bahwa dirinya tidak anti kritik dan pemerintah anti kritik. "Anies mengatakan bahwa dia sering dikritik tapi selalu menanggapi, lalu menuduh pemerintah suka mematikan kritik. Anies mau menjual bahwa dirinya tidak anti kritik dan Pemerintah anti kritik. Pertanyaannya, apakah benar Anies dikritik dan Pemerintah suka mematikan kritik?" tanya Teddy melalui cuitannya di Twitter, dikutip Monitor Indonesia, Selasa (20/12). Selama ini Anies bukan dikritik, lanjut Teddy, melainkan publik menyebarkan dan mempertanyakan berbagai bukti akan tindakan serta pernyataannya yang tidak sesuai. "Anies diam seribu bahasa, yang bergerak malah pendukungnya, menyebarkan informasi seolah-seolah Anies hebat untuk menutupi berbagai fakta negatif tentang Anies," ungkapnya. Lebih lanjut, Teddy menyebut cara Anies Baswedan menuduh adalah cara dia untuk menghentikan fakta-fakta terkait ketidakberesannya. "Ini cara dia menghentikan kebenaran dan membiarkan info soal kehebatannya yang tidak sesuai kenyataan menyebarluas. Ini cara Anies mematikan kebenaran," tegasnya. Menurut Jubir Partai Garuda itu, Anies dikenal sebagai Gubernur yang suka membengkokkan sesuatu yang lurus. Saat ini, tambah Teddy, hal yang bengkok sedang kembali diluruskan. Yang dilakukan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta semakin memperlihatkan ketidakberesan Anies. "Makanya dia semakin gencar membuat drama seolah-olah dia good boy, pemerintah bad boy," ujar Teddy. Ia juga menegaskan jangankan kritik ke pemerintah, para tokoh dan orang-orang yang sering memfitnah dan memaki pemerintah saat ini pun masih bebas menyalurkan kegilaan mereka dan tidak dipenjara. "Jadi jelas ya, tuduhan itu digunakan untuk menutupi dan mematikan kebenaran akan kebobrokannya," kunci Teddy. Sebelumnya, Anies mengatakan dirinya dengan aktif menerima dan menjawab kritik masyarakat. Menjawab kritik, menurutnya, menguntungkan publik. Anies juga sempat menyinggung bahwa, terkadang terdapat arahan untuk mematikan kritik di pemerintahan. "Kita kadang-kadang kalau di pemerintahan tuh, 'Matiin itu kritiknya tuh', 'Tolong dong ditelepon, jangan kritik lagi'," ucapnya. "Itu sesungguhnya public education (edukasi publik), ada selamanya. Selama apa? Selama faktual, selama tidak menyebarkan kebohongan dan kebencian," imbuhnya. Sementara itu Ketua DPP NasDem Willy Aditya menepis pernyataan Anies bukan ditujukan untuk pemerintahan Presiden Jokowi. Melainkan konteks pernyataan Anies itu saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI. "Beliau menyampaikan dalam konteks kritik harus dijawab oleh pemerintahan (DKI Jakarta) untuk terjadinya pertanggungjawaban kepada publik dalam rangka rasiolisasi dari sebuah kebijakan dan ini akan memberikan pendidikan politik pada publik," jelas Willy.