20 Napi ISIS Kabur dari Penjara Suriah Usai Gempa M 7,8

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 7 Februari 2023 15:34 WIB
Jakarta, MI - Para tahanan memberontak di sebuah penjara di Suriah, setelah gempa bumi mematikan yang terjadi pada Senin (6/2), dengan sedikitnya 20 orang melarikan diri dari penjara tersebut. Dilansir dari AFP, Selasa (7/2), seorang sumber mengatakan, penjara itu menahan sebagian besar anggota kelompok ISIS. Penjara polisi militer di kota Rajo dekat perbatasan Turki menampung sekitar 2.000 narapidana, dengan sekitar 1.300 di antaranya diduga anggota ISIS, kata sumber itu. Penjara itu juga menampung para pejuang dari pasukan pimpinan Kurdi. "Setelah gempa terjadi, Rajo terpengaruh dan narapidana mulai memberontak dan menguasai bagian-bagian penjara," kata pejabat di penjara Rajo, yang dikendalikan oleh faksi pro-Turki. "Sekitar 20 tahanan melarikan diri yang diyakini sebagai militan ISIS," sambungnya. Pejabat itu mengatakan, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang diikuti oleh puluhan gempa susulan di wilayah tersebut menyebabkan kerusakan pada penjara, dengan dinding dan pintu retak. Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, tidak dapat memverifikasi apakah tahanan telah melarikan diri, tetapi mengonfirmasi bahwa ada pemberontakan. Setidaknya 1.444 orang tewas di Suriah setelah gempa dahsyat yang berpusat di Turki barat daya, kata pemerintah dan penyelamat. Di bagian barat laut negara yang dikuasai pemberontak, setidaknya 733 orang tewas dan lebih dari 2.100 terluka, menurut kelompok penyelamat White Helmets. Insiden di Rajo terjadi setelah serangan ISIS pada bulan Desember di sebuah kompleks keamanan di bekas ibukota de facto Suriah Raqa, yang bertujuan untuk membebaskan sesama jihadis dari penjara di sana. Enam anggota pasukan keamanan pimpinan Kurdi yang menguasai daerah itu tewas dalam serangan yang digagalkan itu.