Sagu: Harta Karun Indonesia yang Siap Menyambut Pasar Dunia

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 30 Juli 2024 3 jam yang lalu
Kunjungan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada stand Disperindag Maluku Utara (Foto: Istimewa)
Kunjungan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada stand Disperindag Maluku Utara (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Dalam upaya meningkatkan daya saing industri pengolahan sagu dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk olahan sagu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku Utara (Malut) berpartisipasi dalam Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu.

Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI di Aula Garuda, Kantor Kemenperin RI, Jakarta, dari tanggal 29 hingga 30 Juli 2024.

Melalui rilis tertulis Disperindag Malut, Selasa (30/7/2024) menyebutkan, Simposium ini menampilkan produk-produk dari para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Maluku Utara yang telah berinovasi dalam mengolah sagu menjadi berbagai produk.

Di antaranya adalah Bagea Sagu Gula Rempah Kenari dari Gita Bakery, Makron Sagu Kenari oleh IKM Pakesang, Bagea Kelapa Spesial dari Depot Nukila, Stik Sagu Daun Kelor oleh DM Mahiya, dan Sagu Dark Choco Kenari dari Cannary 99.

Produk-produk ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan kuliner Maluku Utara, tetapi juga menunjukkan potensi sagu sebagai bahan baku produk olahan yang bernilai tambah tinggi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutannya, menekankan pentingnya optimalisasi potensi sagu Indonesia yang memiliki 85% dari total lahan sagu dunia.

Menurut Agus, pasar pati sagu global diprediksi akan mencapai 560 miliar dolar AS pada tahun 2031, dan Indonesia harus mengambil peran signifikan dalam pasar tersebut. 

"Kita harus berpikir untuk merumuskan kebijakan yang mendorong percepatan pertumbuhan industri pengolahan sagu di tanah air," ujarnya.

Agus juga menyoroti pentingnya hilirisasi industri sagu, yang tidak hanya terbatas pada produksi pati sagu, tetapi juga mencakup produk-produk turunan seperti mie, beras analog sagu, dan bioenergi. Menurutnya, pengembangan produk hilir akan membuka peluang pasar baru dan meningkatkan nilai tambah komoditas sagu.

Kepala Disperindag Provinsi Maluku Utara, Yudhitya Wahab, mengungkapkan bahwa berdasarkan data IPB tahun 2018, Maluku Utara menempati posisi ketiga dalam hal luas area tanaman sagu di Indonesia. 

Namun, ia juga menyampaikan keprihatinannya mengenai pergeseran pola konsumsi pangan di daerah tersebut, di mana terjadi penurunan konsumsi sagu dan peningkatan konsumsi beras. 

Hal ini, menurutnya, dapat mengancam keberlangsungan usaha pengolahan pati sagu dan menghambat pemanfaatan optimal potensi sagu di Maluku Utara.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Disperindag Provinsi Maluku Utara terus mendorong pelaku IKM untuk berinovasi dan mengembangkan berbagai produk olahan sagu yang dapat menarik minat konsumen. 

"Kami ingin mendorong lebih banyak inovasi dalam pengolahan sagu, sehingga produk-produk ini dapat lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat luas," kata Yudhitya.

Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung hilirisasi dan diversifikasi produk sagu melalui berbagai inisiatif, termasuk fasilitasi kerja sama antar industri pengolahan dan pengguna, program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta restrukturisasi mesin dan peralatan untuk industri pengolahan sagu.

Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem industri sagu dari hulu hingga hilir dan meningkatkan daya saing produk sagu Indonesia di pasar global.

Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu 2024 ini, menurut Yudhitya, menjadi langkah awal dalam memperkuat komitmen semua pihak untuk menggali dan mengoptimalkan potensi sagu, serta menjadikannya komoditas strategis yang dapat berkontribusi pada perekonomian nasional. 

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, diharapkan sagu dapat menjadi produk unggulan yang mendukung ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan. (Rais Dero)