Startup Iklim Jadi Primadona

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 13 November 2023 08:44 WIB
Ilustrasi Startup (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Startup (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan masalah lainnya benar-benar terjadi dan dapat memengaruhi jutaan orang yang tinggal di Bumi. Tak mengherankan bahwa semakin banyak perusahaan yang mulai mempertimbangkan untuk menjadi lebih "hijau" dengan lingkungan saat ini.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, ada sektor baru yang belakangan diminati oleh para investor. Sektor tersebut berhubungan dengan iklim, dampaknya, dan teknologi energi.

“Larisnya sektor ini karena ada perubahan dan permintaan kebutuhan yang makin tinggi. Startup yang menawarkan solusi untuk masalah perubahan iklim dinilai makin krusial, ujar Eddi kepada wartawan, dikutip Senin (13/11).

Selain startup iklim yang sedang jadi primadona, ada beberapa startup yang dianggap lebih tahan banting dibanding sektor lainnya.

"Contohnya mungkin fintech, agritech, karena berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari," lanjutnya.

Dari kacamata investor, ia melihat kuartal ketiga tahun 2023 ada aktivitas pendanaan yang lebih besar dari pada semester pertama tahun ini. Namun, ia menegaskan bahwa dana yang dikantongi investor untuk ditanamkan di RI masih melimpah. Investor startup diperkirakan masih punya modal US$ 15 miliar (Rp 235 triliun) yang belum dikucurkan.

"Memang tidak bisa dipungkiri ada penurunan di semester satu, banyak faktor cost capital naik, ada perang, dan sebagainya. Cuman dry powder itu masih besar US$15 miliar dana," tutupnya.(Ran)