Rupiah Dibuka Melemah Jelang Keputusan Suku Bunga Acuan BI
Jakarta, MI - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (23/11), melemah sebesar 0,22 persen atau 35 poin menjadi Rp15.610 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.575 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi menjelang keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Kamis siang ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,25% atau 39 poin ke posisi Rp15.614 di hadapan dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau melemah 0,07% ke level 103,689.
Mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,27%, dolar Hong Kong naik 0,02%, dolar Singapura menguat 0,01%, won Korea hijau di 0,16%, rupee India menguat 0,04% dan yuan China hijau di 0,18%.
Adapun mata uang yang melemah di hadapan dolar AS bersama rupiah adalah bath Thailand turun 0,01%, ringgit Malaysia turun 0,33%, peso Filipina turun 0,05% dan dolar Taiwan melemah 0,08%.
Sebelumnya pada perdagangan Rabu (22/11).Mayoritas mata uang Asia termasuk rupiah juga ditutup melemah. Sementara itu indeks dolar terpantau menguat.
Investor juga sangat berhati-hati dengan pengumuman ekonomi yang akan datang. Mereka menunggu pernyataan musim gugur dari Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt di House of Commons, yang dapat memberikan arahan lebih lanjut untuk pasar mata uang.
Pada sidang Treasury Select Committee pada hari Selasa, gubernur Bank of England Andrew Bailey menekankan bahwa suku bunga tinggi yang berkelanjutan diperlukan untuk menangani kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut. Beberapa investor mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter lebih awal.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurohman mengatakan pemerintah sedang mewaspadai perekonomian China. Kondisi perekonomian China saat ini tengah mengalami perlambatan.(Ran)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Singgung Anies Tak Kuat Jadi Oposisi, Jubir Menhan Puji Konsistensi Ganjar-Mahfud
4 jam yang lalu
Legislator Komisi VII Minta Presiden Selanjutnya Berani Evaluasi Program Hilirisasi Tambang
7 jam yang lalu