Menko Airlangga Beber Tantangan Ekonomi Digital

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto membeberkan sejumlah tantangan dalam pengembangan ekonomi digital nasional di masa mendatang. Salah satunya adalah pengadaan infrastruktur digital yang belum merata, terutama di luar Jawa. 
  
"Berdasarkan Digital Competitiveness Index oleh east venture, kami sudah memetakan per daerah, Jawa masih mendominasi tingkat teratas daya saing karena infrastruktur. Wilayah-wilayah selain Jawa memiliki skor daya saing digital yang rendah," kata Airlangga dalam acara Bank Indonesia bertajuk 'Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia' atau FEKDI x KKI 2024, Kamis (1/8/2024).

Dia menyebutkan Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk peringkat delapan besar, karena faktor lokasi yang berada di wilayah proyek infrastruktur digital dan palapa ring di paket tengah. "Ini bukti pemerataan infrastruktur harus terus kita dorong," tegas Airlangga.

Tantangan lain ialah talenta digital unggul dan adaptif. Saat ini, Airlangga memamerkan bahwa Gorontalo mengalami kenaikan skor sebanyak 10 peringkat ke rangking 20, didukung oleh program lokal remaja cakap digital yang dijalankan Dinas Komunikasi dan Informatika setempat.

Tantangan lain dalam mengembangkan ekonomi digital yakni kehadiran regulasi yang adaptif dan melindungi. Selanjutnya, peningkatan inklusi keuangan.

"Seperti QR code yang didukung Dewan Nasional Keuangan Inklusif dan kolaborasi dengan pihak ketiga seperti strive dan martercard, dan berbagai program lain," kata Airlangga.

Selain itu, perlu ada dukungan penuh bagi perusahaan rintisan atau startup dan usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM). Selanjutnya, tantangan ekonomi digital berupa inovasi dan investasi teknologi baru.

Menurut dia, langkah akselerasi digital menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan melalui dua hal. Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Airlangga mengklaim Indonesia dipilih oleh Amerika Serikat (AS) dalam Indopacific Frame Work untuk masuk dalam 7 negara yang menjadi prioritas memperoleh pendanaan semi konduktor.

Kedua, hadirnya ekosistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan aktivitas riset dan pengembangan.

"Pemerintah juga meluncurkan strategi ekonomi digital. Ini diharapkan bisa berkontribusi meningkatkan sektor digital 20% terhadap produk domestik bruto dalam 10 tahun ke depan," tandas Airlangga.