Kurs Rupiah Melemah Sepanjang Tahun, Apa Sebabnya?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Oktober 2024 19:45 WIB
Rupiah dan dolar AS (Foto: Dok MI/Nuramin)
Rupiah dan dolar AS (Foto: Dok MI/Nuramin)

Jakarta, MI - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini melemah 1,17%, tepatnya sejak akhir Desember 2023 hingga 15 Oktober 2024. 

Berdasarkan perkembangan kuartal IV 2024, dalam perhitungan bulanan atau point-to-point hingga 15 Oktober 2024, kurs rupiah melemah 2,82% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pelemahan tersebut diakibatkan perkembangan ketidakpastian global akibat ketegangan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang menyebabkan spekulasi kenaikan harga minyak, karena ini daerah konsentrasi produksi minyak mentah dunia.

Meski demikian, dia mengklaim kondisi rupiah masih lebih baik dibanding mata uang regional lain, seperti peso Filipina, dolar Taiwan, dan won Korea Selatan.

BACA JUGA: Harga Emas Antam Melonjak Tinggi pada Sabu jadi Rp1,514 Juta Per Gram

"Ke depan nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus menguat, sejalan dengan menariknya imbal hasil obligasi, inflasi di Indonesia yang cenderung rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang baik," kata Sri Mulyani dalam Konferensi KSSK, Jumat (18/10/2024).

Dia berjanji akan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk strategi operasi moneter oleh Bank Indonesia (BI) yang pro-terhadap pasar keuangan dengan mengoptimalkan berbagai instrumen keuangan. Ini termasuk SRBI, SVBI, dan SUVBI. 

Selain itu, memperkuat kebijakan dalam menarik aliran modal asing untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Tentunya fondasi dan fundamental ekonomi dan dari sisi riil tetap dijaga pemerintah, seperti momentum pertumbuhan ekonomi, stabilitas dari sisi harga, inflasi yang rendah, dan penciptaan kesempatan kerja," kata dia.

Sri Mulyani memaparkan nilai tukar rupiah pada kuartal III 2024 menguat hingga level Rp15.140 per dolar AS. Hal ini menunjukkan perkembangan menggembirakan didukung konsistensi kebijakan moneter dan aliran masuk modal asing yang kembali masuk ke dalam negeri.

"Itu artinya rupiah mengalami apresiasi atau penguatan 2,08% (month-to-month/mtm) pada akhir September 2024 dibanding bulan sebelumnya," kata dia.

Menurut dia, kinerja rupiah ditopang oleh komitmen bank sentral untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil dari aset-aset keuangan Indonesia yang menarik termasuk surat berharga negara (SBN), dan meningkatnya fundamental ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan aliran modal asing masuk ke dalam negeri.

Topik:

Rupiah Kurs Rupiah