Kemenangan Trump Berpotensi Pertahankan Suku Bunga tetap Tinggi, Dolar AS tetap Kuat Tahun Mendatang, Rupiah?

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 November 2024 11:37 WIB
Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (Foto: Dok MI)
Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai gelaran Pilpres AS 2024 kemarin yang dimenangi Donald Trump mempengaruhi suku bunga hingga pada dolar AS dan rupiah.

"Kemenangan Trump berpotensi mempertahankan suku bunga tetap tinggi dan dolar AS tetap kuat pada tahun-tahun mendatang," kata Ibrahim, Kamis (7/11/2024).

Tak hanya itu, menurut dia, kemenangan Trump juga memberi dampak melonjaknya imbal hasil Treasury AS. 

Lantas bagaimana dengan rupiah? Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.820 - Rp15.920 per dolar AS hari ini, Kamis (7/11/2024).

Adapun, saat ini nilai tukar rupiah ditutup melemah sebesar 0,53%, atau turun 84 poin ke posisi Rp15.833 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi bersamaan dengan penguatan indeks dolar AS, yang mengalami kenaikan 1,56% hingga mencapai level 105,03.

Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengalami tren pelemahan pada Kamis (7/11/2024). Yen Jepang tercatat melemah 1,53%, disusul won Korea Selatan yang turun 1,01%, dolar Singapura melemah 1,29%, dan yuan China melemah sebesar 0,74%.

Pelemahan ini juga terjadi pada sejumlah mata uang di Asia lainnya. Peso Filipina melemah 0,62%, rupee India melemah 0,16%, serta baht Thailand melemah 1,56% terhadap dolar AS.

Trump diperkirakan akan menerapkan lebih banyak kebijakan yang mendorong inflasi, sejalan dengan pendiriannya tentang perdagangan proteksionis dan imigrasi. 

Skenario ini diperkirakan akan mendorong suku bunga relatif lebih tinggi dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, prospek kemenangan Donald Trump menghadirkan lebih banyak tekanan ekonomi pada China. 

Sementara itu, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara tersebut yang sedang bergulat dengan deflasi terus-menerus serta penurunan pasar properti berkepanjangan. 

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2024 melandai.  Melemahnya pertumbuhan ini tak lepas dari melandianya konsumsi rumah tangga Indonesia. Situasi ini menjadi awal yang kurang baik bagi pemerintahan baru Presiden RI Prabowo Subianto.

Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melanda ke angka 4,95% secara tahunan (year on year/YoY) untuk kuartal III/2024 atau terburuk dalam setahun terakhir. 

Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal II/2024 yang berada di angka 5,05%. 09:27 WIB. Kini rupiah dibuka menguat 0,15% atau 24,5 poin ke level Rp15.808 sesaat setelah perdagangan dibuka. 

Sementara itu, indeks dolar AS naik ke angka 0,11% ke level 105,2. Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,1%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dan won Korea Selatan menguat 0,1%. (Rolia)

Topik:

dolar-as donald-trump suku-bunga nilai-tukar-rupiah