BTN (BBTN) Terpukul! Laba Januari 2025 Anjlok Tajam


Jakarta, MI - Kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengalami tekanan di awal tahun 2025. Laba bersih bank pelat merah ini merosot tajam, dipicu oleh penurunan pendapatan bunga bersih (NII) dan lonjakan provisi yang masih berlanjut.
Berdasarkan laporan keuangan BTN yang dirilis pada Kamis (6/3/2025), laba bersih hingga Januari 2025 terjun bebas 63,10% secara tahunan (year on year/yoy), turun dari Rp 275,52 miliar menjadi Rp 101,66 miliar.
Meski laba merosot, BTN tetap mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 7,11% yoy, dengan total mencapai Rp 356,99 triliun. Kredit konvensional tumbuh 5,70% yoy menjadi Rp 312,41 triliun, sementara pembiayaan syariah melonjak 18,18% yoy menjadi Rp 44,57 triliun.
Meskipun kredit dan pembiayaan masih menunjukkan pertumbuhan, pendapatan bunga BTN mengalami penurunan sebesar 10,12% yoy menjadi Rp 2,36 triliun. Kabar baiknya, beban bunga BTN berhasil ditahan dengan pertumbuhan tipis 0,29% yoy menjadi Rp 1,50 triliun.
Akibatnya, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) masih berlanjut jatuh cukup dalam sampai dengan 24,04% yoy menjadi Rp 853,79 miliar. Kinerja tersebut menjadi penanda adanya penurunan dari rasio margin bunga bersih alias net interest income (NIM) oleh BBTN.
Pemberat kinerja BTN lainnya adalah pos kerugian penurunan nilai aset (impairment) atau provisi yang melonjak sampai dengan 43,63% yoy menjadi Rp 325,54 triliun. Di samping itu, ada tambahan pendapatan dari komisi/fee senilai Rp 123,87 miliar, yang bergerak meningkat 35,27% yoy.
Dari kinerja tersebut, BBTN mencatat return on asset (ROA) turun dari 0,06% menjadi 0,02% pada Januari 2025. Begitu pula return on equity (ROE) yang menyusut dari 0,90% menjadi 0,31% di saat yang sama.
Komposisi Pendanaan dan Target
Per 31 Januari 2025, BBTN mencatat total aset sebesar Rp 454,02 triliun, meningkat 4,73% secara tahunan (yoy), didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan. Sementara itu, total liabilitas tercatat sebesar Rp 421,24 triliun, naik 4,52% yoy, dan ekuitas mencapai Rp 32,77 triliun, tumbuh 7,52% yoy.
Dana pihak ketiga (DPK) dibukukan mencapai Rp 374,46 triliun, tumbuh positif sampai dengan 8,78% yoy. Pendorong utama penghimpunan dana masyarakat oleh BTN yaitu dari instrumen giro, yang meningkat 12,62% yoy menjadi Rp 152,69 triliun.
Selain itu, DPK juga mendapat dorongan dari kenaikan deposito sebesar 7,67% yoy menjadi Rp 179,78 triliun. Adapun tabungan masyarakat di BTN tumbuh tipis 0,74% yoy menjadi sebesar Rp 41,98 triliun.
Dengan komposisi tersebut, total dana murah (current account saving account/CASA) mencapai Rp 194,68 triliun atau bertumbuh 9,82% yoy. Mengalir ke rasio CASA terhadap total DPK terkerek 50 bps dari level 51,49% menjadi 51,99%.
BTN berambisi untuk terus meningkatkan penghimpunan dana murah di masa mendatang.
Berdasarkan Annual Report 2024, bank dengan kode emiten BBTN ini menargetkan peningkatan signifikan dalam komposisi tabungan nasabah, dengan proyeksi mencapai Rp 120 triliun pada 2025, setara dengan pertumbuhan hampir tiga kali lipat dari saat ini.
Selain itu, BTN juga menargetkan penyaluran kredit perumahan hingga Rp 450 triliun, didukung dengan portofolio berkualitas tinggi. BTN pun yakin sektor perumahan akan menguat di masa depan.
Topik:
pt-bank-tabungan-negara-tbk bbtn laba-bersih