Lifting Minyak Dikebut! Pemerintah dan KKKS Bidik 605 Ribu BOPD hingga Akhir 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 30 Juli 2025 17:09 WIB
Pemerintah dan KKKS Targetkan Lifting 605 Ribu Barel per Hari (Foto: Ist)
Pemerintah dan KKKS Targetkan Lifting 605 Ribu Barel per Hari (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pemerintah bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyepakati langkah strategis untuk mengejar target lifting minyak sebesar 605 ribu barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 5.628 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) hingga akhir tahun 2025.

Komitmen bersama ini ditegaskan lewat penandatanganan Piagam SIAP Selamat, yang menandai kesiapan pelaku industri hulu migas menjalankan operasi dengan standar keselamatan tinggi dan tata kelola yang akuntabel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa peningkatan produksi migas bukan sekadar target teknis, melainkan agenda prioritas nasional. 

Ia menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan penuh agar target lifting dapat tercapai, mengingat selama lebih dari satu dekade terakhir, realisasi lifting migas Indonesia selalu berada di bawah target APBN.

“Pemerintah memiliki kewenangan administrasi dan kebijakan, maka bisa membantu KKKS melakukan eksekusi. KKKS memiliki kemampuan melakukan eksekusi yang membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah. Tentu kami akan dukung sepenuhnya,” tutur Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).

Bahlil menyatakan dari 128 cekungan migas yang ada di Indonesia, baru 20 yang berproduksi. Pemerintah akan bertindak tegas terhadap KKKS yang tidak menunjukkan kemajuan pada rencana pengembangan (plan of development), meski sudah menyelesaikan perizinan.

“Bagi yang sudah selesai masalah perizinan dan lainnya, harus segera dikerjakan. Jika tidak, maka tentu akan ada tindakan pemerintah untuk memastikan potensi migas itu benar-benar bisa diproduksikan,” katanya.

Ia juga menyampaikan kesiapannya dalam membantu percepatan perizinan dengan berkantor langsung di SKK Migas, sesuai arahan Presiden. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat daerah serta memastikan proyek migas memiliki kelayakan ekonomi.

“Saya tegaskan lagi bahwa Indonesia masih impor minyak, dan ini yang harus dilakukan dengan segera memproduksikan potensi minyak yang ada. Pemerintah memberikan dukungan penuh untuk peningkatan produksi minyak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa capaian produksi dan lifting migas hingga semester I 2025 telah melampaui angka realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dalam skenario high case, lifting minyak ditargetkan mencapai 605 ribu BOPD hingga akhir tahun.

“Kami dan seluruh KKKS sepakat bekerja keras mencapai target tersebut demi ketahanan energi nasional,” kata Djoko.

Djoko juga menyoroti tren positif dalam investasi eksplorasi migas. Setelah sempat merosot ke level US$0,5 miliar pada 2020, nilai investasi meningkat menjadi US$1,3 miliar pada 2024 dan diperkirakan naik lagi menjadi US$1,5 miliar pada 2025, angka tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

Dorongan investasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai target produksi 1 juta BOPD pada tahun 2030.

Topik:

skk-migas lifting-minyak