Junta Niger Usir Dubes AS hingga Prancis, Beri Waktu 48 Jam untuk Pergi

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 27 Agustus 2023 15:55 WIB
Jakarta, MI - Penguasa militer Niger memberi waktu 48 jam kepada duta besar (dubes) dari Amerika Serikat, Jerman, Nigeria dan Prancis untuk meninggalkan negara itu. Dilansir dari WIONews, Minggu (27/8), hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan mengenai kemungkinan intervensi militer ECOWAS dari blok Afrika Barat untuk membalikkan kudeta baru-baru ini di Niger. ECOWAS telah mendesak agar Presiden terguling Mohamed Bazoum diangkat kembali, yang digulingkan pada tanggal 26 Juli. Seruan ini telah berulang kali didukung oleh Paris. Laporan kantor berita Reuters pada Sabtu (26/8), menyebutkan bahwa junta mengusir duta besar Prancis. Keputusan mengusir duta besar tersebut merupakan respons terhadap tindakan pemerintah Prancis yang “bertentangan dengan kepentingan Niger,” kata junta dalam sebuah pernyataan. Niger mengeluarkan ultimatum Dalam suratnya kepada pemerintah masing-masing, Kementerian Luar Negeri Niger mengatakan bahwa utusan Jerman, Nigeria, dan AS harus meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam. Surat-surat tersebut menyatakan bahwa perintah ini merupakan tanggapan atas penolakan para utusan tersebut untuk bekerja sama dan menanggapi undangan pertemuan dari Kementerian Luar Negeri Niger. Laporan tersebut juga mengutip tindakan lain dari pemerintah masing-masing yang “bertentangan dengan kepentingan Niger,” lapor AFP. Prancis menolak otoritas pemimpin militer Prancis dengan cepat menolak ultimatum tersebut dan menekankan bahwa mereka tidak mengakui penguasa militer. “Para pelaku kudeta tidak mempunyai kewenangan untuk mengajukan permintaan ini, persetujuan duta besar hanya datang dari otoritas terpilih yang sah di Niger,” katanya dalam sebuah pernyataan. Kudeta tersebut telah memicu tanggapan signifikan dari ECOWAS, yang mendesak para pemimpin militer Niger untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka dan memperingatkan bahwa ancaman kekerasan masih “sangat mungkin terjadi”. “Bahkan sekarang, belum terlambat bagi militer untuk mempertimbangkan kembali tindakannya dan mendengarkan alasan karena para pemimpin regional tidak akan membiarkan kudeta,” kata presiden komisi ECOWAS Omar Alieu Touray saat berpidato di depan wartawan di Abuja. “Masalah sebenarnya adalah tekad masyarakat untuk menghentikan spiral kudeta di wilayah tersebut,” tambahnya. Menurut AFP, para jenderal di balik kudeta 26 Juli telah meminta periode tiga tahun untuk transisi kembali ke pemerintahan sipil. Namun, ECOWAS mendorong agar segera kembali ke tatanan konstitusional. Para pemimpin militer Niger telah memperingatkan ECOWAS agar tidak melakukan intervensi apa pun. Mereka malah menuduh blok tersebut mempersiapkan kekuatan pendudukan yang bekerja sama dengan negara asing yang tidak disebutkan namanya. #Junta Niger Usir Dubes AS hingga Prancis