Serangan Iran ke Israel Berikan 4 Makna Pesan Politik Perlawan Terhadap Rezim Genosida

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 16 April 2024 15:25 WIB
Rudal-rudal Iran (Foto: Paratoday)
Rudal-rudal Iran (Foto: Paratoday)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai serangan Republik Islam Iran ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam, memliki empat arah pesan politik kepada masyarakat dunia. 

Menurutnya empat pesan politik yang hendak ditunjukkan Iran tertuju kepada dunia internasional secara keseluruhan, kepada negara-negara pro Israel, dan kepada negara-negara pro Palestina, serta kepada negara-negara muslim.

"Kepada dunia internasional, serangan Iran terhadap Israel adalah pesan politik perlawan bahwa tidak boleh ada Negera di dunia ini yang secara arogan bebas menyerang negara lain, memprovokasi eksistensi negara lain tetapi senantiasa dilindungi oleh Negera adidaya," kata Subiran kepada Monitorindoneasia.com, Selasa (16/4/2024). 

Sedangkan pesan politik kepada negara-negara pendukung atau pro Israel, yang sedang ditunjukkan Iran ialah bahwa tak boleh Israel melakukan kejahatan secara terus-menerus kepada Palestina dan negara-negara pendukung Palestina. 

"Iran adalah negara Republik Islam yang tidak akan membiarkan kezaliman Israel terus dilakukan terhadap Palestina dan negara pro Palestina secara bebas tanpa pernah dijatuhkan sanksi apapun oleh dunia internasional," ujarnya. 

Sedangkan pesna Iran kepada negara-negara pro Palestina, menjelaskan bahwa penting bagi negara-negara pro Palestina untuk menghentikan kekejaman rezim zionis ISRAEL tidak hanya sekedar ceramah dan seruan di mimbar-mimbar, donasi bantuan kemanusiaan, dan pembelaaan di meja forum PBB. 

"Tetapi yang lebih penting melakukan perlawanan bersenjata secara terukur sehingga membuka mata dunia internasional bahwa penjajahan dunia tidak boleh didiamkan dan memaksa Israel untuk kembali berunding di meja damai sehingga mengakui keberadaan Palestina sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat," paparnya. 

Sebab, ia menilai hanya dengan kekuatan bersenjata yang bisa memaksa rezim penjajah Israel untuk menghentikan serangannya terhadap Palestina dan menghentikan provokasinya terhadap negara-negara pro Palestina. 

Selain itu, pesan politik kepada negara-negara muslim ialah, Iran hendak membuka mata dunia bahwa negara dengan mayoritas penganut ajaran Syiah (pengikut Ahlulbait nabi SAW) yang selama ini berani menentang dan menyerang Israel serta menjadi negara terdepan dalam membela Palestina. 

"Kepada negara-negara muslim, Iran telah membuka mata dunia internasional, bahwa Iran yang selama ini dipandang sebelah mata dalam dunia muslim karena menganut ajaran Syiah, justru tampil paling depan dalam membela Palestina bukan hanya melalui fatwa, seruan mimbar, literasi, donasi kemanusiaan, perundingan global, tetapi juga menjadi negara garda terdepan melakukan perlawanan bersenjata," pungkasnya. 

"Sementara negara-negara yang selama ini mengklaim sebagai negara Islam termasuk Arab Saudi, Turki, dan lain-lain yang merupakan Kiblat Umat Muslim Dunia, justru hanya diam saja selama puluhan tahun terhadap rezim zionis. Yang lebih parahnya, banyak negara-negara muslim timur tengah bahkan menjalin kerjasama diplomatik dengan negara Israel," sesalnya. 

Untuk itu, Subiran menilai perlawanan Iran terhadap Israel adalah sesuatu yang sangat penting yang menjadi modal semangat baru bagi negara-negara Islam dan negara-negara pro Palestina untuk menunjukkan perlawanan kepada Israel dan para sekutunya. 

"Bayangkan kalau tidak ada satu negarapun yang berani melawan Israel secara terbuka dan melalui instrumen perlawanan bersenjata, maka rezim Zionis ini akan merasa arogan dan jumawa seolah bisa merendahkan kedaulatan negara manapun di dunia yang tidak sesuai kepentingan politik internasionalnya," pungkasnya.