Catatan dari Pameran Tunggal Karikatur Pramono: Setia Sampai Batas Akhir


Jakarta, MI - Pramono adalah ikon sosok kartunis handal dari koran Sinar Harapan dan berlanjut Suara Pembaruan, di Jakarta. Belum lama ini, 50 hari yang lalu, beliau dipanggil Sang Khalik di umur 82 tahun di rumahnya yang sejuk di sebuah perumahan di desa Warak, Salatiga, Jawa Tengah .
Pameran tunggal yang kedua ini digagas dan diprakarsai oleh Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana M si (Owner Kampoeng Semar) bekerja sama dengan manajemen Balai Budaya, Jakarta, yang diketuai oleh Syahnagra.
Sebelumnya , sekitar dua tahun yang lalu digelar juga pameran tunggal yang sama dengan tema: "Guyon Maton" Pramono. Tentu arti "guyon maton" bukanlah bahasa gambar yang ngawur, tetapi bahasa gambar karikatur yang punya tatanan, aturan, etika, kesopanan, meski pun di situ ada kritik dan humor, yang menggelitik menertawakan kehidupan diri sendiri.
Dalam pameran tunggal yang kedua ini, berlangsung 8-13 Januari 2025, dibuka dan dipandu/dimoderatori oleh Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana M si. Banyak seniman dan khalayak hadir pada acara pembukaan tersebut. Ada Haris Purnama, Taufik Razen, Itok Isdianto, Gatote/Gatot Eko Cahyono, Praba (putra sulung Pramono), Syahnagra dan lain-lain.
Bapak Kartun Indonesia
Koesnan Hoesi, (dulu kartunis koran Wawasan, Semarang) berpendapat bahwa sosok Pramono adalah sosok yang kebapakan, bisa "ngemong" kepada para kartunis dan tidak pelit mentransfer ilmu kartun kepada generasi muda.

Sosok Pramono yang juga rendah hati, selalu terlihat optimis dalam menjalani hidupnya. Saya (penulis) adalah salah satu saksi hidup dalam menemani bekerja sebagai sesama kartunis di bawah bimbingannya di koran Suara Pembaruan, hampir selama 15 tahun lebih. Pramono pensiun menjadi kartunis pada tahun 2005/2006. Kemudian saya yang melanjutkan sampai saya pensiun tahun 2016.
Setia Sampai Batas Akhir
Sungguh tepat tema pameran karikatur Pramono yang kedua ini, yang diberikan oleh Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana M si, karena memang pada kenyataannya sosok Pramono di waktu terkena sakit struk, masih setia melukis dan membuat karya karikatur, hingga dipanggil Sang Khalik. Sungguh luar biasa pengabdian dan kesetiaan pada profesinya hingga umur 82 tahun.
Karya-karya yang Cerdas
Menikmati karya karikatur Pramono, setidaknya kita diajak berdialog, diajak sedikit merenung , apa pesan yang disampaikan dalam karyanya, yang penuh dengan semiotika visual, perumpamaan atau metafora. Kalau dalam bahasa Jawa, adalah "sanepo".
Menciptakan bahasa gambar dengan metafora tentulah tidak mudah. Perlu kecerdasan berpikir. Banyak karya Pramono yang membidik masalah-masalah politik, ekonomi, korupsi, ketidakadilan, pelanggaran HAM dan lain-lain.
Banyak juga karya dengan tema yang "Timelees" atau tak lekang oleh waktu. Misalnya: Digambarkan seekor tikus pemakan uang, dengan bulu dicukur membentuk kepulauan Indonesia, kemudian ada orang planet melihat dari atas menyebutkannya dengan INDONESIA! (Dengan tulisan terbalik). Pesan kritikan sangat tajam bahwa NKRI terkenal dengan negara koruptor.
Ada satu karya lagi merespons rezim ORBA, adalah : Digambarkan rezim ORBA sebagai binatang Landak yang tajam penuh duri, berwajah Soeharto, kemudian ada kaki Harimau/singa (bertuliskan hukum) di mana saat menyentuh landak, kaki tersebut tertancap duri. Artinya bisa dibaca ORBA tak tersentuh hukum. Karya yang sangat cerdas dan tajam.
Patut Menjadi Panutan
Sosok Pramono , meski pun sudah wafat, spirit , konsistensi , komitmen dan semangat berkaryanya patut ditiru oleh setiap generasi muda. Karya yang ditinggalkannya adalah warisan ilmu yang tak ternilai.
Sebuah literasi visual yang sangat "mahal" nilainya. Bisa untuk sebuah pembelajaran hidup. Karena pesan pada karya Pramono selalu membela keadilan, kebenaran, dan pasal-pasal masyarakat yang termarginalkah.
Selamat jalan pak Pramono, menuju ke abadian ya damai bersama Tuhan. Terima kasih juga kepada Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana dan manajeman Balai Budaya, Jakarta, yang telah dua kali menghadirkan pameran tunggal karikatur Pramono R Pramoedyo, yang langka ini. (Gatot Eko Cahyono)
Topik:
Pameran Tunggal Karikatur Pramono Pramono R Pramoedjo