Tahukah Kamu Penyebab Berat Badan Lahir Rendah pada Bayi?

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 15 Oktober 2022 21:44 WIB
Jakarta, MI - Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir yang kurang dari 2.500 gram. Rata-rata bayi baru lahir biasanya memiliki berat sekitar 3.500 gram. Bayi dengan berat lahir rendah mungkin akan tetap sehat meskipun mereka terlihat lebih kecil dari bayi baru lahir yang seharusnya. Namun, bayi dengan berat lahir rendah juga dapat memiliki banyak masalah kesehatan yang serius. Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan menderita penyakit atau mengalami infeksi. Dalam jangka panjang, anak yang terlahir dengan berat badan rendah juga berisiko mengalami keterlambatan perkembangan motorik atau kesulitan dalam belajar. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi bayi lahir dengan berat lahir rendah. Simak penjelasannya berikut ini. Penyebab Bayi Memiliki Berat Badan Lahir Rendah Berat badan lahir rendah paling sering disebabkan karena lahir terlalu dini (prematur). Itu berarti sebelum 37 minggu kehamilan. Bayi prematur memiliki lebih sedikit waktu di dalam rahim ibu (rahim) untuk tumbuh dan menambah berat badan. Pasalnya, sebagian besar berat badan bayi bertambah selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Penyebab lain dari berat badan lahir rendah adalah suatu kondisi yang disebut pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR). Ini terjadi ketika bayi tidak tumbuh dengan baik selama kehamilan. Mungkin karena masalah dengan plasenta, kesehatan ibu, atau kesehatan bayi. Bayi dapat mengalami pertumbuhan intrauterin dan menjadi: Full Term Itu berarti mereka lahir dari 37 hingga 41 minggu kehamilan. Bayi-bayi ini mungkin secara fisik matang, tetapi ukurannya lebih kecil. Prematur Bayi-bayi ini sangat kecil dan belum matang secara fisik. Faktor Risiko Selain kelahiran prematur dan pertumbuhan intrauterin, hal-hal yang memengaruhi ibu hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Kondisi tersebut misalnya: Infeksi selama kehamilan. Tidak bertambahnya berat badan selama kehamilan. Kehamilan sebelumnya dengan bayi berat lahir rendah. Merokok. Alkohol atau penggunaan narkoba. Usia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun. Mengalami komplikasi kehamilan, terutama yang dapat menyebabkan gangguan pada plasenta Mengandung bayi kembar sehingga ruang di dalam rahim tidak cukup untuk setiap janin Mengalami masalah emosi, seperti depresi dan gangguan kecemasan Mengalami malnutrisi infeksi atau kondisi bawaan tertentu pada janin. Komplikasi Berat Badan Lahir Rendah Bayi BBLR dapat mengalami komplikasi pasca kelahiran, terutama bila bayi lahir secara prematur. Semakin rendah berat badan lahir bayi, semakin tinggi pula risiko terjadinya komplikasi. Komplikasi yang dapat timbul akibat berat badan lahir rendah (BBLR) antara lain adalah: Kadar oksigen rendah saat lahir Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat pada temperatur yang normal Infeksi Gangguan perkembangan paru-paru atau organ lainnya Masalah pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan bayi Gangguan pada sistem saraf, seperti perdarahan di dalam otak Masalah pada usus, seperti necrotizing enterocolitis Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia) Terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah terlalu kental (polisitemia) Kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS) Kesulitan makan Beberapa bayi BBLR juga dapat mengalami keterlambatan tumbuh kembang, kebutaan, tuli, dan cerebral palsy. Pada saat dewasa, kebanyakan bayi BBLR lebih berisiko menderita diabetes dan penyakit jantung. Pencegahan Berat Badan Lahir Rendah Penyebab utama berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kelahiran prematur. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mencegah BBLR yaitu dengan menghindari terjadinya kelahiran prematur. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Selain itu, lakukan juga hal-hal berikut ini untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan: Mengonsumsi makanan sehat agar nutrisi untuk ibu dan janin selalu tercukupi Tidak mengonsumsi minuman alkohol, merokok, atau menggunakan NAPZA Menjaga kebersihan organ intim selama hamil Mengelola stres dengan baik. [Sumber : Jurnal Kesehatan]