Cara Mengatasi Depresi Setelah Melahirkan
![Tim Redaksi](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/eR2neK788KIxnoJUpjaA648WlYcmQQSSI3Y9A5kj.png )
Tim Redaksi
Diperbarui
27 Oktober 2022 08:22 WIB
![](https://monitorindonesia.com/images/no-image.png)
Jakarta, MI - Depresi setelah melahirkan adalah jenis depresi dan kondisi psikologis yang umum, mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 wanita setelah melahirkan.
Ini dapat mempengaruhi wanita mana pun, wanita dengan kehamilan bermasalah, kehamilan mudah, ibu pertama kali atau ibu dengan lebih dari satu anak.
Depresi setelah melahirkan dapat terjadi pada wanita mana pun tanpa memandang usia, pendapatan, etnis, dan pendidikan.
Depresi ini dapat dimulai kapan saja dalam tahun pertama melahirkan.
Faktor risiko depresi setelah melahirkan
Riwayat depresi sebelum hamil
Riwayat keluarga depresi
Perubahan kadar hormon setelah melahirkan
Konflik pernikahan/ibu tunggal
Pertama kali menjadi ibu, menjadi ibu yang sangat muda atau lebih tua
Memiliki bayi berkebutuhan khusus (penyakit medis, kelahiran prematur, dll)
Ketidakmampuan untuk menyusui: Wanita yang mengalami kesulitan dalam menyusui lebih mungkin mengembangkan gejala depresi ini
Dukungan sosial terbatas/kurangnya dukungan emosional
Tekanan konstan dan kritik negatif dari pasangan atau keluarga
Kematian orang yang dicintai/berkabung
Masalah keuangan atau pekerjaan
Stres kerja
Apa yang bisa dilakukan?
Kontak/koneksi: Jangan menghadapi depresi ini sendirian, hubungi praktisi kesehatan mental atau penyedia layanan kesehatan primer untuk rujukan.
Bicaralah dan pertahankan sistem pendukung Anda: Bicarakan secara terbuka tentang pikiran dan perasaan Anda dengan pasangan, ibu, anggota keluarga, atau teman tepercaya Anda.
Jangan mengatur semuanya sendiri: Undang kerabat atau teman untuk membantu Anda mengurus bayi.
Tetapkan tujuan yang realistis: Jangan membebani diri Anda dengan hal-hal yang kurang penting untuk dilakukan setiap hari. Jangan menghibur setiap saran yang datang kepada Anda, temukan yang paling cocok untuk Anda. Ini membantu mengurangi pikiran, perasaan, dan perilaku cemas.
Bergabunglah dengan kelompok pendukung yang eksklusif untuk ibu baru.
Tidur: Tidurlah sebanyak mungkin, istirahatlah saat bayi Anda beristirahat, tidur siang sebentar kapan pun Anda punya waktu.
Ikuti rencana diet sehat yang disarankan oleh ahli gizi.
Segera setelah penyedia layanan kesehatan Anda memberi Anda sinyal yang baik, mulailah latihan, berjalan-jalan di alam, berlatih yoga (latihan yoga intensitas rendah yang dimodifikasi).
Terakhir namun tidak kalah pentingnya, praktikkan manajemen stres: Teknik seperti meditasi kesadaran, pernapasan dalam dan latihan visualisasi yang sehat dapat membantu meredakan gejala.
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait