Apakah Memiliki Lebih Banyak Waktu Luang Membuat Kita Lebih Bahagia?

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 14 April 2022 09:36 WIB
Jakarta, MI - Kita semua pernah berpikir di beberapa titik, bahkan cukup sering, bahwa jika kita punya lebih banyak waktu luang, kita bisa lebih bahagia. Hari demi hari, masalah dan prosedur sehari-hari serta pekerjaan menyisakan sedikit waktu bagi kita untuk mendedikasikan diri pada hal-hal yang paling berarti bagi kita. Oleh karena itu keinginan yang dimiliki banyak orang adalah untuk dapat memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Faktanya, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa memiliki waktu luang yang terlalu sedikit dapat memengaruhi rasa bahagia kita dan meningkatkan stres dan kewalahan. Namun, penelitian lain juga menunjukkan bahwa terlalu banyak waktu luang bisa sama kontraproduktifnya. Studi yang dilakukan oleh seorang peneliti di University of Pennsylvania ini menunjukkan bahwa waktu luang yang berlebihan dapat mengurangi kesejahteraan karena orang merasa tidak produktif. Punya tujuan hidup Menurut penulis penelitian, yang telah diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, merasa produktif terkait dengan rasa memiliki tujuan vital. Sesuatu yang dapat terpengaruh jika kita memiliki terlalu banyak waktu untuk diri sendiri. Untuk penelitian ini, mereka menggunakan dua survei nasional yang menanyakan orang Amerika tentang penggunaan waktu dan kesejahteraan subjektif. Di salah satu dari lebih dari 13.600 orang dewasa yang bekerja, mereka yang memiliki waktu luang lebih sedikit cenderung memberikan peringkat yang lebih rendah untuk kepuasan hidup. Survei kedua, yang dilakukan di antara lebih dari 21.700 orang yang bekerja dan menganggur, menunjukkan bahwa lebih banyak waktu luang tidak lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sementara kurangnya waktu luang dikaitkan dengan kesejahteraan yang lebih buruk, manfaat dari waktu tambahan tampaknya berkurang dua jam per hari. Memiliki lebih banyak waktu daripada ini tidak membuat orang lebih bahagia. Ketika waktu luang melebihi lima jam, orang-orang mulai merasa lebih buruk. Dalam semua kasus, waktu luang dihitung sebagai waktu yang dihabiskan untuk melakukan apa yang diinginkan orang, bukan aktivitas seperti pekerjaan, pekerjaan rumah, dan janji dengan dokter gigi. Semua orang yang menunjukkan perasaan tidak enak dengan banyak waktu luang, masalahnya seperti pensiun, tidak memiliki anak, atau lajang tidak memengaruhi mereka. Bagaimana orang menghabiskan waktu luang mereka Para peneliti juga mempelajari apakah waktu luang yang dihabiskan secara produktif berbeda dengan tidak aktif. Untuk melakukan ini, mereka melakukan eksperimen di mana para peserta membuat bahwa mereka memiliki waktu luang yang cukup (3,5 jam) atau banyak waktu luang (7 jam). Mereka juga membayangkan menghabiskan waktu itu secara produktif (untuk hobi, berolahraga, atau bermain dengan anak-anak mereka, misalnya) atau tidak produktif (misalnya, menonton televisi). Secara umum, partisipan merasa kesejahteraannya akan berkurang jika mereka memiliki banyak waktu luang, tetapi hanya jika mereka menghabiskan waktu mereka dengan cara yang tidak produktif.

Topik:

Health Lifestyle