Sekolah di Jakbar Rutin Periksa Kesehatan Murid Cegah Hepatitis Akut

wisnu
wisnu
Diperbarui 12 Mei 2022 14:29 WIB
Jakarta, MI - Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Grogol, Limah Yuhana mengatakan, pihak pengelola sekolah di wilayah Jakarta Barat memeriksa kesehatan murid secara rutin. Itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran hepatitis akut terhadap murid selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang diberlakukan 100 persen. "Jadi puskesmas kelurahan setiap bulan datang ke sekolah memantau kesehatan anak dan memberikan imunisasi atau vaksin," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/5). Upaya tersebut merupakan inisiatif dari pihak sekolah. Pasalnya, belum ada arahan terkait hepatitis akut dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta mapun Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Upaya lain yang dilakukan Limah antara lain imbauan bagi guru dan pelajar agar menjaga kebersihan, kesehatan tubuh, tidak menyarankan jajan sembarangan, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Upaya yang sama juga dilakukan Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Duri Kepa, Sri Sumiati yang memberikan imbauan kepada murid untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan. Ke depan, pihaknya berencana untuk membuat satgas khusus untuk menangani siswa yang terpapar hepatitis akut saat PTM berlangsung. "Mungkin ke depan Insya Allah kita buat satgas khusus seperti Satgas Covid-19" ujar dia. Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, mayoritas pengidap penyakit diduga hepatitis akut di Ibu Kota berusia di bawah 16 tahun. "Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis. Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun. Dia menambahkan sebanyak 14 kasus tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis. Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E. "Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E sehingga semua kasus masih berstatus 'pending classification'," ucapnya. Sedangkan tujuh orang lain karena berusia di atas 16 tahun tidak masuk kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya. Sementara itu, WHO melalui laman resmi who.int, pada Sabtu (23/4) menyebutkan adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak. Kasus yang disebut WHO sebagai wabah penyakit tersebut dilaporkan terjadi di 11 negara dengan jumlah laporan per 21 April 2022 mencapai 169 kasus.

Topik:

hepatitis akut sekolah jakbar