Penjelasan Heru Terkait Dibuka Kembali Meja Aduan: Harus Memahami Rakyat, Tidak Merangkai Janji!

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 21 Oktober 2022 17:20 WIB
Jakarta, MI - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan terkait alasan dirinya melanjutkan kembali program meja aduan di era Ahok, yang tak lagi dilaksanakan semasa mantan Gubernur DKI Anies menjabat. Dia mengatakan meja aduan dibuka, agar masyarakat bisa langsung terhubung dengannya tanpa alasan yang memadai. "Hal itu juga yang melatari kebijakan membuka kembali meja pengaduan warga di Balai Kota. Saya ingin rakyat memiliki pintu langsung ke hadapan saya, jika mereka merasa bahwa masalah mereka terkendala tanpa alasan yang memadai," kata Heru Budi dalam unggahan akun Instagramnya @herubudihartono, Kamis (20/10/2022). Menurut Heru, turun kelapangan penting bagi seorang pemimpin. Pasalnya, sebagai seorang pemimpin harus memahami betul persoalan dari sudut pandang rakyat. "Tidak sekadar beramah tamah atau agar terlihat bekerja. Namun benar-benar memahami, bagaimana rakyat menghadapi masalah mereka dalam kesehariannya. Apa keluhan mereka, apa kegelisahan mereka, dan apa harapan mereka," ucapnya. "Saya pelayan rakyat, tentu Balai Kota, tempat saya mengabdi saat ini, harus terbuka untuk mendengar keluhan dan masukan rakyat," sambungnya. Ia menegaskan bahwa dirinya bukan politikus dan tidak ahli dalam merangkai janji. "Saya bukan seorang politisi. Saya tidak akrab dengan seluk-beluk politik. Saya tidak ahli merangkai janji," ucapnya. Heru menilai dirinya sebagai Pj Gubernur DKI harus turun langsung ke lapangan. dia meyakini pemimpin dapat mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat jika turun langsung ke lapangan. "Karier birokrasi saya, yang hampir 24 tahun di DKI Jakarta, meneguhkan saya untuk terus mempersembahkan kinerja terbaik saya untuk rakyat yang saya layani. Dan saya percaya, itu hanya bisa dicapai jika saya turun langsung mendengarkan suara rakyat," pungkasnya.