Sekeluarga Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Polisi Periksa Sopir Taksi Online: Tak Ada yang Mencurigakan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Maret 2024 01:38 WIB
Apartemen di Penjaringan Jakarta Utara, TKP sekeluarga bunuh diri (Foto: MI/Istimewa)
Apartemen di Penjaringan Jakarta Utara, TKP sekeluarga bunuh diri (Foto: MI/Istimewa)

Jakarta, MI - Pihak kepolisian memeriksa 12 orang saksi untuk mengungkap kasus satu keluarga yang tewas akibat bunuh diri di Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara. 

Dari 12 orang itu, salah satunya sopir taksi online yang dipesan oleh korban dari salah satu tempat untuk mengantarkan ke sebuah apartemen.

Hal itu terungkap setelah penyidik melakukan perjalan napak tilas dimulai dari hotel tempat korban menginap hingga ke apartemen. Menurut Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, penyidik sama sekali tak menemukan sesuatu hal yang aneh atau mencurigakan.

"Kita telusuri trackingnya kan mulai dari hotel sebelum dia apa melakukan itu belum peristiwa itu terjadi, itu juga tidak ada tidak ada meninggalkan apapun," kata dia kepada wartawan, Senin (18/3/2024).

Saat berkomunikasi dengan sopir taksi daring, kata Gidion, gelagat maupun cara berkomunikasi para korban seperti penumpang pada umumnnya.

"Itu terakhir dia pakai taksi online bahkan komunikasi terakhir dengan taksi online sangat natural. Tidak ada kecemasan. (Korban) tinggal di apartemen selama 1 malam," katanya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian menambahkan, maksud gelagat yang tak mencurigakan itu.

"Itu ke sini ya kesini gituloh. Arah tujuan biasa. Patokan map. Maksudnya gak ada bahasa yang menunjukkan dia kalo mau bunuh diri gitu. Bahasanya cuman, antar saya ke sini, antar saya ke apartemen ini," ujarnya.

Hady mengatakan, korban mampir di rumah makan sebelum menuju ke apartemen. "Ya sebelum ke apartemen itu kan dia sempat makan dulu," tandasnya.

Sebelumnya satu keluarga ditemukan tewas di pelataran parkir apartemen lahan parkir Teluk Intan, Tower Topas, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Sabtu (9/3/2024). 

Jenazah korban ditemukan petugas keamanan yang berjaga di lobi apartemen setelah mendengar dentuman keras. 

Posisi empat jenazah telentang dan berdekatan. Hasil oleh tempat kejadian perkara, polisi menemukan kondisi tangan korban saling terikat. 

Sang ayah, EA mengikatkan tangannya dengan sang anak perempuan JIL, sementara sang ibu AEL mengikat tangannya dengan tangan anaknya yang laki-laki, JWA.

Berdasarkan rekaman CCTV apartemen, terlihat satu keluarga tersebut datang ke apartemen menggunakan mobil sekitar pukul 16.02 WIB, Sabtu (9/3/2024). 

Mereka kemudian terlihat naik lift menuju lantai 21. Dalam rekaman CCTV lift EA terlihat sempat mencium kening istri dan anak-anaknya di dalam lift.

Setelah itu, giliran sang ibu, AEL, terlihat mengumpulkan handphone atau ponsel suaminya dan kedua anaknya.

"Kemudian pukul 16.05 WIB keluar dari lift di tangga 21, berdasarkan pantauan CCTV, dan naik ke tangga darurat untuk naik ke rooftop apartemen," ujar Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya, Minggu (10/3/2024).

Agus mengatakan pada pukul 16.13 WIB Sabtu (9/3/2024), keempatnya jatuh bersamaan dari lantai 22.