Profil Adipratnia Satwika Asmady, Engineer Indonesia Pembuat Satria-1

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 28 Juni 2023 19:44 WIB
Jakarta, MI - Satelit Republik Indonesia-1 atau Satria-1 merupakan satelit telekomunikasi milik Indonesia yang diluncurkan di Kennedy Space Center yang terletak di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 pukul 18.21 waktu setempat. Peluncuran Satria-1 menandai Indonesia sebagai negara pemilik satelit terbesar di Asia dan terbesar nomor 5 di dunia. Satelit ini dibangun oleh Thales Alenia Space asal Prancis, memiliki bobot 4,6 ton, dan diluncurkan ke angkasa menggunakan roket Falcon 9 setinggi 70 meter dan berbobot 580 ton milik SpaceX, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk. Satelit ini merupakan proyek Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PT Satelit Nusantara Tiga dengan biaya yang diperkirakan mencapai US$ 450 juta. Adapun satelit ini diluncurkan dengan tujuan untuk memeratakan akses internet di daerah 3T atau tertinggal, terluar, dan terdepan. Satelit dengan kapasitas 150Gbps ini rencananya akan beroperasi pada minggu keempat Desember 2023 atau awal 2024. Tahukah kamu ada engineer wanita muda asal Indonesia di balik pembuatan Satria-1? Engineer yang membuat Satria-1 yang berasal dari Indonesia itu bernama Adipratnia Satwika Asmady. Wanita yang akrab dipanggil Nia ini mendapat amanah dari PSN untuk mengerjakan proyek Satria-1, mulai dari perancangan, pembuatan, hingga pengoperasian nantinya. Profil Adipratnia Satwika Asmady Adipratnia Satwika Asmady lahir di Jakarta, 24 Agustus 1993. Dia adalah anak kedua dari Asmady Parman dan Adiyatwati Adiwoso. Ia memiliki latar belakang pendidikan S1 dan S2 di Aerospace Engineering California Polytechnic State University. PSN jadi karier pertama Nia di dunia profesional. Ia memulai karier di PSN pada 2017. Saat itu, Nia langsung terlibat dalam proyek satelit yang ditangani perusahaan satelit Indonesia itu. Lalu pada 2019, Nia juga sempat terlibat dalam pembuatan satelit Nusantara-1 (N1). Namun, karena adanya kendala financial proyek, Nia dipindahkan untuk membuat Satria-1.
Berita Terkait