Profil Novel Baswedan, Eks Penyidik KPK yang Ditunjuk jadi Wakil Kepala Satgassus Penerimaan Negara

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 17 Juni 2025 13:20 WIB
Novel Baswedan (Foto: Dok MI)
Novel Baswedan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, kembali mendapat kepercayaan negara. 

Novel ditunjuk sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara di bawah komando langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Ia bersama Herry Muryanto, sesama eks pegawai KPK, yang dipercaya menjabat sebagai Kepala Satgassus. Selasa (17/6/2025).

Profil Novel Baswedan

Nama Novel Baswedan sudah tidak asing di telinga publik. Pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 ini merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1998.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akpol, Novel memulai karier sebagai anggota Polri pada 1999 dan ditugaskan di Bareskrim Mabes Polri selama dua tahun.

Kariernya kemudian berlanjut di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada tahun 2007 ia dipercaya menjadi penyidik. Selama bertugas, ia terlibat dalam pembongkaran kasus korupsi dan membawa pulang kembali Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia pada tahun 2011.

Tak berselang lama, Novel kembali mencuri perhatian publik lewat pengungkapan kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 yang menyeret Angelina Sondakh.

Pada tahun 2012, ia juga sempat menangani kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan sejumlah pejabat kepolisian. Saat itu, dua nama yang mencuat adalah Djoko Susilo selaku Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri dan Didik Purnomo selaku mantan Wakil Kepala Korlantas Polri.

Pada 5 Oktober 2012, Novel Baswedan sempat didatangi oleh pihak Kepolisian Bengkulu yang berniat menangkapnya atas dugaan keterlibatan dalam kasus penganiayaan dan pencurian sarang burung walet yang terjadi pada 2004, saat ia masih bertugas di Polri di Bengkulu.

Namun, kasus tersebut dihentikan atas permintaan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Terdapat banyak kejanggalan terkait kasus tersebut, dimulai dari pemrosesan kasus hingga penuduhan Novel Baswedan, semuanya terlihat janggal.

Lebih lanjut, pada tahun 2014, Novel Baswedan memutuskan untuk mundur dari anggota Polri dan fokus pada KPK.

Keputusannya itu membuatnya lebih leluasa dalam menjalankan tugas, termasuk mengungkap beberapa kasus yang menyeret petinggi Polri. Novel Baswedan juga ikut serta dalam penangkapan Budi Gunawan selaku Komisaris Jenderal pada tahun 2015.

Penyerangan terhadap Novel Baswedan

Novel Baswedan, yang dikenal karena kemampuannya mengungkap kasus-kasus besar, diduga membuat beberapa penjahat kelas kakap ketakutan. 

Pada 11 April 2017, Novel diserang oleh orang tak dikenal yang menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan tersebut ternyata mengandung asam sulfat (H2SO4), yang menyebabkan luka serius, termasuk iritasi pada matanya.

Novel pun dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga dan mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Jakarta Eye Center.
Sehari kemudian, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif karena terdapat peradangan di kornea mata miliknya. 

Pada tahun 2019, identitas pelaku penyerangan Novel Baswedan akhirnya berhasil diungkap. Tim gabungan yang terdiri dari kepolisian, penyidik KPK, Komnas HAM, serta kalangan akademisi berhasil menemukan fakta-fakta penyerangan tersebut. 

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pelakunya adalah dua anggota aktif kepolisian bernama Ronny Bugis dan Rahmat Kadir.

Topik:

wakil-kepala-satgassus-penerimaan-negara profil-novel-baswedan