Bos Danantara Pastikan Tantiem Komisaris BUMN Telah Dihapus

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 17 Agustus 2025 16:29 WIB
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (Foto: Istimewa)
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI- CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani memastikan bahwa pemberian tantiem atau bonus tahunan untuk komisaris BUMN telah dihapus. 

Rosan mengatakan bahwa penghapusan tantiem untuk komisaris BUMN tersebut telah berlaku sebelum pidato kenegaraan Presiden Prabowo yang menyinggung pemberian tatiem untuk komisaris dan direksi BUMN. 

"Memang sudah dihapus," kata Rosan, Minggu (17/8/2025).

Adapun, penghapusan tantiem atau bonus tahunan bagi komisaris BUMN tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor S-063/DI-BP/VII/2025 yang ditandatangani pada 30 Juli 2025.

"Itu kan sudah berlaku. Kan sudah ada (suratnya)," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berencana menghapus tantiem untuk direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia mempersilahkan para komisaris dan direksi BUMN yang tidak setuju dengan keputusan tersebut untuk mundur dari jabatan. 

Hal ini disampaikan Prabowo dalam pidato Rancangan Undang-undang APBN 2026 dan Nota Keuangan, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

"Jadi direksi dan komisaris kalau keberatan, tidak bersedia tidak menerima Tantiem, berhenti! Banyak anak-anak muda yang mampu yang siap menggantikan mereka," ujar Prabowo.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung besaran tantiem yang diterima komisaris BUMN yang dapat menyentuh angka puluhan miliar dalam setahun. 

"Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiem-nya Rp 40 miliar setahun," tuturnya. 

Selain menghapus tantiem, Prabowo juga akan memangkas jumlah komisaris di perusahaan-perusahaan plat merah tersebut. 

"Saya potong setengah komisaris paling banyak 6 orang kalau bisa cukup 4 atau 5 dan saya hilangkan tantiem," ungkapnya. 

Prabowo mengaku tidak mengerti maksud dari pemberian tantiem kepada komisaris dan direksi BUMN tersebut. Menurutnya pemberian tantiem itu hanya akal-akalan belaka. 

"Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu, itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Prabowo mengaku telah menginstruksikan Danantara untuk menghentikan pemeberian tantiem tersebut. Termasuk kepada direksi BUMN. 

"Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi dan untungnya harus untung benar, jangan untung akal-akalan.," ujarnya.

Topik:

Danantara Rosan Roeslani Presiden Prabowo Tantiem Komisaris BUMN