Insentif Nakes Humbahas Cair Rp1,6 Miliar, Pengalokasian Dirasa Belum Adil

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Oktober 2021 18:04 WIB
Humbang Hasundutan, Monitorindonesia.com - Insentif tenaga kesehatan (nakes) untuk penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara sebagian sudah tersalurkan. Ini dikemukakan Direktur RSUD Doloksanggul Netty Iriani Simanjuntak, Jumat (8/10/2021). Dijelaskan, dana yang sudah cair Rp1,6 miliar, terhitung tahun lalu hingga Juni 2021. Soal jumlah insentif yang dirasa tidak sebanding dengan risiko nakes, Netty menjawab, skemanya mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) dan pencairan melalui aplikasi yang sudah terintegrasi di Kemenkes. “Besaran yang diterima tertera pada aplikasi dan murni untuk nakes, tidak ada sampai ke manajemen RSUD,” imbuhnya. Ditambahkan, sesuai regulasi, dana itu khusus bagi yang berinteraksi langsung dengan pasien suspek covid dan dirawat intensif di rumah sakit. Lebih lanjut, Ketua IDI Humbahas ini menyampaikan bahwa di tataran lapangan, KMK banyak kelemahan. Contohnya petugas gizi dan apoteker yang setiap hari melayani pasien covid, tapi secara regulasi mereka tidak mendapatkan. Termasuk bagian manajemen. Namun dia tegaskan, tidak ada potongan atau pengalihan ke manajemen. Sesuai KMK, dananya langsung ditransfer ke rekening penerima. Diuraikan, total insentif nakes RSUD yang sudah cair hingga Juni 2021 Rp1,6 miliar dari pagu Rp2,9 miliar. Sementara jumlah penerima dari Januari-Agustus 2021 sebanyak 347 orang. Detailnya, dokter spesialis Rp15 juta, dokter umum Rp10 juta, perawat/bidang Rp7,5 juta, dan nakes lainnya sesuai kebutuhan. Pagu tertinggi insentif terdapat pada Juli 2021 dengan pasien 74 orang. Untuk insentif dokter spesialis Rp1,11 miliar, dokter umum Rp740 juta, perawat/bidang Rp4,44 miliar dan Nakes lainnya sesuai kebutuhan. “Kita tetap bekerja sesuai KMK Nomor HK.01.07/Menkes/4834/2021 tentang protokol penatalaksanaan pemulasaran dan pemakaman jenazah covid. KMK menjadi patokan kita dalam menangani pasien, baik yang meninggal baru tersuspek maupun pasien yang sudah terkonfirmasi positif melalui tes PCR,” tandasnya.   (Tom)

Topik:

Humbahas