PHRI dan Dinkes Soroti Temuan Belatung di Makanan Penyambut Delegasi KTT ASEAN

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 Mei 2023 15:31 WIB
Jakarta, MI - Heboh penemuan belatung di makanan anak SD yang menjadi pagar betis di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Adapun para murid SD itu bertugas menyambut kedatangan para kepala negara di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (10/5). Mulanya para murid SD itu hendak makan usai melakukan tugasnya sebagai pagar betis. Namun suasana menjadi gaduh setelah menemukan belatung dalam makanan tersebut. Belatung itu terlihat bergerak-gerak di dalam cocolan saos dalam kotak makanan yang terdiri dari nasi, mie goreng, dan sosis. Temuan belatung itu membuat para murid tersebut memuntahkan makanan yang mereka kunyah dan membuang makanan itu ke tempat sampah. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Manggarai Barat Silvester Wangge mengecam insiden menjijikkan itu. “Ada fakta belatung di dalam makanan seperti itu, ini tugas kita bersama termasuk media untuk mengecek lebih lanjut. Jika cateringnya dari restoran atau hotel anggota PHRI kita akan panggil. Kalau yang menyediakan adalah usaha rumah itu di luar tanggung jawab kita, itu UMKM,” kata Silvester. Meski belum mengetahui persis pihak katering yang menanggung makanan bagi ratusan siswa-siswi pagar betis, namun Silvester mengganggap itu adalah kecolongan pihak event organizer (EO). “Kalau EO itu kan punya koneksi sendiri-sendiri. Untuk KTT ini memang PHRI tidak dimintai pendapat sedikit pun atau rekomendasi catering yang setidaknya sudah memilliki sertifikat PHRI. Kejadian ini mencoreng pariwisata Labuan Bajo dan KTT ASEAN,” katanya. Silvester menjelaskan hotel dan restoran di bawah pengawasan PHRI terdiri dari 27 hotel dan lebih dari 100 hotel yang memiliki sertifikat PHRI. Sementara itu, hal serupa juga dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, Paulus Mami. “Kalau soal makanan ini ada tim pengawas yang sudah beberapa minggu yang lalu ada tim gabungan dari Pemprov dan balai POM soal pemantau makanan,” kata Paulus Mami. Paulus menjelaskan, penekanan telah disampaikan kepada EO yang menangani makanan di mana penyedia katering dipastikan menyiapkan makanan yang layak dikonsumsi. “Kita sudah ingatkan, seluruhnya makanan itu harus diawasi mulai dari bahan-bahannya sampai pada penyajian. Harus dipastikan bahwa makanan itu tidak berbahaya. Khusus untuk kasus makanan yang ada belatung maka kami cari tahu sampai ke lokasi yang membuat makanan itu,” tutupnya.