Tebang Pilih Tertibkan APK, Tomi Gandhi Sasongko: Bawaslu Kota Blitar Diduga Dapat Bisikan Ghaib

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 6 Januari 2024 14:23 WIB
Tomi Gandhi Sasongko (Foto: MI/JK)
Tomi Gandhi Sasongko (Foto: MI/JK)

Blitar, MI - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Blitar diduga tidak profesional dan tebang pilih melakukan penertiban alat peraga kampanye (APK). Dan Bawaslu tidak melakukan kajian terhadap pelanggaran yang di adukan. Hal ini disampaikan Tomi Gandhi Sasongko calon legislatif (Caleg) DPRD provinsi Jawa Timur Dapil VII dari Partai Gerindra.

"Pihak kita di suruh menurunkan APK sama Bawaslu, tetapi kita pertanyakan aduan masyarakat (dumas) dari mana Bawaslu tidak bisa menjawab,"ujar pria yang juga sebagai Wakil Ketua Partai Gerindra Kabupaten Blitar pada Sabtu (06/01).

Tomi Gandhi Sasongko menyayangkan sikap dari Bawaslu Kota Blitar, yang tidak terbuka saat dikonfirmasi dari mana mendapatkan aduan masyarakat, adanya pelanggaran pemasangan APK dari pasangan Capres-Cawapres 02 dan Caleg Partai Gerindra.

"Saya menduga mungkin Bawaslu ada bisikan ghaib suruh  menertibkan APK Capres 02 dan Caleg Partai Gerindra. Bisa kacau kalau ada dumas yang tidak jelas sumbernya selalu di tanggapi sampai suruh lepas APK, bisa-bisa Caleg yang mukanya jelek hitam dan tidak ganteng di dumas atas dasar merusak pemandangan", seloroh Tomi Gandhi.

Bahkan, pihaknya juga pernah melakukan pelaporan ke Bawaslu terkait APK dari Caleg maupun Capres-Cawapres,
yang banyak hilang dan dirusak di Kota Blitar. Namun sampai saat ini tidak ada tindakan dan  kejelasan dalam tindak lanjutnya.

"Ini milik Gerindra baik dari  Caleg dan Capres-Cawapresnya, sudah banyak pengaduan yang diadukan, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan," imbuhnya.

Menurutnya, kejadian tersebut ada dugaan pihak penyelengara di Kota Blitar jadi ikut panik menghadapi elektabilitas Paslon 02 dan Gerindra yang sedang moncar ini.

"Bawaslu Kota Blitar agar lebih profesional dalam menelaah adanya Dumas yang masuk dengan dasar hukum yang jelas bukan atas dasar suka atau tidak suka, atau mungkin ikut-ikutan panik karena Paslon 02 dan Partai Gerindra elektabilitas sedang moncar," pungkasnya.
(JK)