Korban Longsor Tambang di Gorontalo Bertambah, 8 Orang Tewas 20 Lainnya Belum Ditemukan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 8 Juli 2024 10:41 WIB
Situasi di Posko SAR pencarian korban longsor di Desa Tulabolo Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. (Foto: ANTARA)
Situasi di Posko SAR pencarian korban longsor di Desa Tulabolo Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. (Foto: ANTARA)

Gorontalo, MI - Sebanyak delapan dari 33 korban tanah longsor yang terjadi di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, ditemukan telah meninggal dunia.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Gorontalo, Heriyanto mengatakan, delapan orang yang meninggal dunia tersebut telah berhasil dievakuasi bersama lima orang lainnya, yang ditemukan selamat.

"Hasil pendataan dari masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya ada sekitar 20 korban lainnya yang masih dalam tahap pencarian," kata Heriyanto di Gorontalo, Senin (8/7/2024).

Ia mengatakan, lima warga yang ditemukan selamat dalam peristiwa itu sebagian besar mengalami luka-luka dan patah tulang, sehingga langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Saat ini ratusan personel gabungan dari berbagai instansi, telah diturunkan menuju ke lokasi tambang rakyat, untuk melakukan pencarian terhadap para korban.

Satu-satunya kendala dalam operasi SAR ini, kata dia, lokasi tambang rakyat berada 23,7 kilometer dari Posko SAR induk, dengan kondisi medan yang sulit dilalui.

Selain itu, seluruh jembatan yang biasa dilalui sepeda motor untuk mengangkut penumpang menuju lokasi tambang telah putus, sehingga personel harus berjalan kaki.

"Mari kita doakan semoga Operasi SAR yang kami laksanakan berlangsung lancar dan aman tanpa kendala berarti, dan Insya Allah seluruh korban dapat segera ditemukan," ujarnya.

Ia mengatakan hingga saat ini, pihaknya selaku otoritas yang diberi kewenangan dan bertanggungjawab penuh dalam Operasi SAR tersebut, masih berupaya mengumpulkan informasi dan data-data terkait jumlah keseluruhan korban.

"Tidak menutup kemungkinan korban akan bertambah," tandasnya.