Puluhan Napi Lapas Kutacane Kabur saat Jelang Buka Puasa, Warga Gempar dan Video Viral di Medsos

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 11 Maret 2025 13:07 WIB
Puluhan Narapidana Lapas Kutacane Kabur saat Menjelang Buka Puasa pada Senin (10/3/2025) (Foto: Repro)
Puluhan Narapidana Lapas Kutacane Kabur saat Menjelang Buka Puasa pada Senin (10/3/2025) (Foto: Repro)

Aceh Tenggara, MI - Puluhan narapidana Lapas Kelas IIB Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, dilaporkan melarikan diri pada Senin (10/3/2025) sore, tepat menjelang waktu berbuka puasa.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Provinsi Aceh, Yan Rusmanto, membenarkan kejadian tersebut. Namun, pihaknya masih melakukan pendataan untuk memastikan jumlah napi yang kabur.

"Saya belum bisa pastikan berapa orang yang melarikan diri. Saat ini, petugas di lapas sedang apel menghitung warga binaan. Nanti, detailnya saya informasikan, begitu juga apa yang menjadi penyebabnya," ungkap Yan Rusmanto pada Senin (10/3/2025) Malam.

Saat itu, kata Yan Rusmanto, dirinya dalam perjalanan ke Lapas Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, lewat jalur darat. Perjalanan ke daerah tersebut diperkirakan memakan waktu selama 16 jam.

Kaburnya puluhan narapidana tersebut terjadi pada Senin (10/3/2025) sore, tepat menjelang waktu berbuka puasa. Para napi melarikan diri dengan berbagai cara, ada yang meloncat dari atap dan ada pula yang berlari melewati pintu utama.

Warga yang sedang beraktivitas di luar penjara tersebut sempat panik melihat banyaknya narapidana melompat dari pintu gerbang utama lapas. 

Beberapa warga juga terlihat merekam video kaburnya warga binaan tersebut menggunakan telepon. Video kaburnya puluhan napi Lapas Kutacane itu pun viral di media sosial. 

Diduga, para narapidana melarikan diri saat petugas lapas tengah bersiap untuk berbuka puasa. Mereka memanfaatkan momen tersebut untuk membobol atap dan menerobos pintu utama demi melancarkan aksi pelariannya.

Laporan awal menyebutkan sekitar 50 narapidana berhasil kabur, yang menyebabkan kepanikan di sekitar Lapas Kutacane. Beruntung, pihak kepolisian dan TNI segera merespons kejadian ini dengan mengerahkan personel untuk mengamankan situasi dan mengejar para narapidana yang kabur.

Kejadian ini pun memunculkan pertanyaan besar mengenai sistem keamanan dan pengawasan di dalam lapas. Bagaimana mungkin puluhan narapidana bisa kabur secara bersamaan? Apakah ada kelalaian petugas dalam insiden ini?

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab secara transparan dan tuntas melalui investigasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Kejadian ini juga menjadi sorotan tajam bagi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mengevaluasi sistem keamanan di seluruh lapas di Indonesia.

Pengejaran Narapidana Kabur Masih Berlangsung, 12 Orang Telah Ditangkap

Hingga saat ini, pihak berwenang telah berhasil menangkap kembali 12 narapidana, sementara 38 lainnya masih dalam pengejaran. Aparat kepolisian dan TNI terus melakukan penyisiran di sekitar Lapas Kutacane dan wilayah sekitarnya. Berkat pengamanan ketat dari aparat, situasi di sekitar lapas kini telah kembali kondusif.

Pihak berwajib mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta segera melaporkan jika melihat keberadaan narapidana yang kabur.

Proses penangkapan para narapidana yang kabur ini tidak mudah. Mereka tersebar di berbagai lokasi dan beberapa di antaranya diduga telah mendapat bantuan dari pihak luar. Pihak kepolisian bekerja sama dengan TNI dan masyarakat untuk melacak keberadaan para buronan. 

Teknologi seperti CCTV dan informasi dari masyarakat menjadi andalan dalam upaya penangkapan ini. Proses identifikasi dan pencocokan data para narapidana juga dilakukan untuk mempermudah proses penangkapan.

Sebelum insiden pelarian ini terjadi, Lapas Kutacane menampung 318 narapidana, yang berpotensi melebihi kapasitas ideal. Kondisi ini menyoroti persoalan overkapasitas yang kerap terjadi di berbagai lembaga pemasyarakatan di Indonesia.

Antisipasi Kaburnya Napi, Sistem Keamanan Lapas Perlu Dievaluasi

Insiden kaburnya puluhan narapidana dari Lapas Kutacane menjadi peringatan penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan di lapas tersebut. Untuk mencegah kejadian serupa terulang, beberapa langkah antisipatif perlu segera diterapkan.

Perbaikan infrastruktur lapas, peningkatan pengawasan, serta pelatihan khusus bagi petugas lapas menjadi prioritas utama dalam memperkuat keamanan. Selain itu, sinergi antara lapas, kepolisian, dan TNI sangat diperlukan untuk memastikan pengamanan lebih ketat.

Selain itu, Pemantauan yang ketat terhadap aktivitas narapidana dan deteksi dini terhadap potensi pelarian juga perlu ditingkatkan. Evaluasi berkala terhadap sistem keamanan lapas dan peningkatan kapasitas petugas lapas dalam menangani situasi darurat juga perlu dilakukan.

Kejadian ini juga menjadi pembelajaran bagi seluruh lapas di Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat sistem keamanan. Peningkatan teknologi pengawasan, seperti penggunaan CCTV dan sistem deteksi dini, juga perlu dipertimbangkan. Dengan langkah-langkah yang komprehensif, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.

Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap kondisi lapas, terutama dalam hal kapasitas dan infrastruktur bangunan. Overkapasitas di dalam lapas dapat menimbulkan berbagai permasalahan, termasuk meningkatnya risiko pelarian narapidana.

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk membangun lapas baru dan meningkatkan kapasitas lapas yang sudah ada. Selain itu, pembinaan narapidana juga perlu ditingkatkan agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai warga negara yang taat hukum.

Insiden kaburnya puluhan narapidana dari Lapas Kutacane menjadi peringatan serius bagi pemerintah. Langkah-langkah strategis dan menyeluruh harus segera diterapkan guna mencegah kejadian serupa serta memastikan keamanan masyarakat tetap terjaga.

Topik:

narapidana-kabur lapas-kutacane aceh-tenggara