Pengibaran 1.000 Bendera Merah Putih di Jembatan Sungai Batanghari Cetak Rekor MURI

Radesman Saragih
Radesman Saragih
Diperbarui 16 Agustus 2025 21:26 WIB
Gubernur Jambi, H Al Haris (kanan) menerima piagam Rekor MURI Pengibaran 1.000 bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy dari Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri (kiri) di Kota Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (16/8/2025). (Foto : Ist).
Gubernur Jambi, H Al Haris (kanan) menerima piagam Rekor MURI Pengibaran 1.000 bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy dari Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri (kiri) di Kota Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (16/8/2025). (Foto : Ist).

Jambi, MI – Provinsi Jambi berhasil mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pengibaran bendera Merah Putih terbanyak di atas jembatan Sungai Batanghari, Kota Jambi. Jumlah bendera Metah Putih yang dikibarkan di Jembatan Gentala Arasy yang membentang 503 meter dan lebar 4,5 meter di atas Sungai Batanghari mencapai 1.000 helai.  

Pengibaran 1.000 bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy Kota Jambi tersebut dicanangkan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH di jembatan pedestrian (wisata) Gentala Arasy, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (16/8/2025). Sementara piagam rekor MURI pengibaran bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy tersebut diserahkan Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri kepada Gubernur Jambi, H Al Haris.

Menurut Al Haris, pengibaran bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy tersebut menjadi simbol kuat rasa nasionalisme dan kebersamaan masyarakat menyemarakkan semangat kebangsaan. Seperti makna Gentala Arasy, bergema jauh, pengibaran bendera Merah Putih bergema ke seantero negeri.

Al Haris mengatakan, pengibaran 1.000 bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasyi bukan sekadar seremoni, melainkan memiliki makna yang mendalam. Pengibaran ribuan bendera Merah Putih tersebut menjadi simbol cinta Tanah Air dan semangat nasionalisme yang harus terus hidup.

“Kita ingin semangat perjuangan yang diwariskan para pendahulu dapat muncul kembali, terutama di kalangan generasi muda dan seluruh keluarga besar masyarakat Jambi,"jelasnya.

Disebutkan, perjuangan bangsa Indonesia di masa kini berbeda dengan perjuangan para pahlawan terdahulu. Jika dahulu perjuangan dilakukan dengan mengangkat senjata melawan penjajah, maka saat ini perjuangan dilakukan dengan semangat patriotisme menghadapi tantangan pembangunan, persaingan global dan kemajuan teknologi.

“Perjuangan saat ini menuntut kerja keras, pengorbanan dan kebersamaan dari seluruh lapisan masyarakat,”ujarnya.

Membangun Negeri

Menurut Al Haris, keberhasilan pembangunan tidak bisa dicapai tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat. Membangun negeri ini tentu lebih berat daripada sekadar berperang karena yang dihadapi adalah dinamika zaman.

Bangsa Indonesia saat ini menghadapi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang dan tuntutan beradaptasi dengan dunia digital. Karena itu, semangat kebangsaan, gotong - royong dan rasa cinta terhadap Indonesia menjadi modal utama yang harus terus dijaga dan diperkuat.

Al Haris mengharapkan semangat yang tercermin pada pengibaran 1.000 bendera Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy dapat menjadi inspirasi bersama. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat Jambi menjadikan pengibaran ribuan bendera di Jembatan Gentala Arasy tersebut menjadi momentum pengingat bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab bersama membangun Provinsi Jambi dan mendukung kemajuan Indonesia.

“Semoga semangat Merah Putih terus berkibar, tidak hanya di jembatan ini, tetapi juga di hati seluruh masyarakat Jambi,"katanya.

Sementara itu, Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri pada kesempatan tersebut mengatakan, Sang Saka Merah Putih merupakan identitas fundamental bagi bangsa Indonesia yang memiliki kedudukan sangat penting.

“Bendera Merah Putih tidak hanya memiliki makna perjuangan yang dalam, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur sebagai simbol kedaulatan negara sekaligus mencerminkan kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme rakyat Indonesia,”ujarnya.

Menurut Yusuf Ngadri, warna merah pada bendera memiliki makna keberanian. Sementara warna putih melambangkan kesucian. Akar filosofis merah dan putih dapat ditelusuri dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Angkasa.

Catatan awal penggunaan panji berwarna merah putih juga tercatat dalam Kitab Pararaton, ketika balatentara Jayakatwang dari Kediri mengibarkan panji merah putih saat menyerang Kerajaan Singosari.

Topik:

BenderaRekorMURI