Culunnya Asep Kuswanto Kalah Jauh dari Kasudin LH Jaktim Wahyudi Rudianto

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 8 Maret 2023 04:06 WIB
Jakarta, MI - Publik akhir-akhir ini makin penasaran dengan sepak terjang penegak hukum yang tiap hari berlomba memberikan suprise bagi negara dalam rangka merespon desakan publik yang geram dengan gaya hedon pejabat pejabat kaya. Kegeraman publik dipicu tindakan tidak manusiawi Mario Dandy Satriyo anak pejabat pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo yang menghajar David remaja anak petinggi GP Ansor. Kini masyarakat terus memburu medsos para pejabat yang suka pamer kekayaan. Belakangan ini setelah viral beberapa pejabat yang gena getah penghakiman publik, panelusurab Monitor Indonesia nyaris lenyap rame rame tutup akun medsosnya. Monitor Indonesia yang mencoba menelusuri laporan kekayaan para pejabat Pemprov DKI Jakarta dan anggota parlemen di Kebon Sirih atas permintaan banyak pembaca Monitor Indonesia ke Redaksi yang mengaku kesulitan mengaksesnya data data tersebut. Monitor Indonesia memilih figur kontroversial. Yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto. Pejabat yang meniti karir dilingkungan strategis persampahan ini melaporkan harta kekayaannya terakhir 31 Desember 2021 sebanyak Rp 683.058.318. Dalam rinciannya dilaporkan Asep Kuswanto hanya memiliki sebidang tanah dan bangunan seluas 94/45 mtr2 di Kota Depok dari hasil sendiri. Alat transportasi ada dua terdiri dari satu mobil Honda BR-V minibus Tahun 2016 seharga Rp 165.000.000 dan satu unit motor Honda Vario tahun 2009 seharga Rp 5 juta dari hasil sendiri. Sementara itu harta bergerak lainnya nihil. Surat berharga juga tak punya. Kas dan setara kas dia punya Rp 42.372.635. Tapi Asep juga punya hutang sejumlah Rp 129.314.317. Sehingga total kekayaan pejabat ini Rp 684.058.318. Sekalipun sedikit masyarakat yang percay dengan laporan harta kekayaan Asep Kuswanto ini, namun tidak sedikit pula yang memuji keberaniannya tersebut. Ada Matsani (60) warga Cilangkap yang mengomentari kekayaan Asep Kuswanto ini, dia yang mengaku baru saja pensiun dari PNS DKI Jakarta ini mengatakan, data data yang dilaporkan Asep ini juga pintu gerbang besar buat penegak hukum kalau mau menegakkan hukum. Kenapa demikian? tanya Monitor Indonesia. "Laah iyalah, kenapa semua pada negatif thynking? emang kalau pejabat itu harus kaya raya? Kalau menurut saya yaa, emang kalau pejabat yang jujur itu ya kayak pak Asep Kuswanto itu. Gak bisa punya apa apa apalagi di Ibukota dan sekitarnya ini. Emang gaji dan tunjangan jabatan selama mengabdi itu berapa? buat makan dan biayain anak anaknya juga udah ludes itu pak," jawanya serius. "Saya gak sependapat dengan orang kebanyakan. Giliran pejabat lapor hartanya banyak, dicurigai korupsi. Tapi giliran ada yang melaporkan seupil (sedikit), juga dicurigai. Lalu masyarakat kita kenapa ya? maunya bagaimana?" kata dia balik bertanya. Argumen Matsani tersebut menyulut perdebatan kecil ditengah diskusi warga yang tengah kumpul sambil nonton TV bareng disalah satu pojok kantin kantor Kecamatan Cipayung. Robby (57) seorang yang berprofesi kontraktor terhardik dengan argumen Matsani diatas. Robby mengatakan, Dinas Lingkungan itu, sejak dulu kan namanya Dinas Kebersihan lalu belakangan digabung dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. Setelah merger namanya jadi Dinas Lingkungan Hidup. "Bapak bapak tau gak? Dulu saja selama masih Dinas Kebersihan disana itu anggaran Trilyunan tiap tahun. Semua itu anggaran untuk dibelanjakan. Beli kendaraan berat, truk, damtruk, BBM, spare part, dan banyak itemnya," ungkapnya. "Setahu saya pejabat disana itu kaya raya. Staf saja disana kaya kok", apalagi Asep Kuswanto ini kan lama jadi boss Bantar Gebang. Uuhhh jangan tanya pak, Walau disana bau sampah menyengat gak karuan, tapi TPST Bantar Gebang itu rebutan pejabat DKI kok. Berlomba. pejabat lobby sana sini biar jadi pejabat Bantar Gebang. Kenapa demikian? Ya jelas aja bukan hanya tumpukan sampah disana, bukan hanya bau busuk disana yang jadi sorotan, tapi cuannya boss gak tanggung tanggung disana," kata Robby dengan mimik serius. Robby menambahkan, apalagi sekarang sudah jadi orang nomor satu di dinas penggabungan dua unit strategis? Sumber rejeki pejabat disana bukan hanya ucapan terimakasih dari para kontraktor. " Tapi juga dari urusan urusan yang terkait dengan lingkungan hidup. Sektor itu juga sangat potensial karena berhubungan dengan pengusaha pengusaha kelas kakap non kontraktor yang rebutan anggaran", kata Robby yang membuat suasana hening tak berkutik lagi teman temannya. Namun akan menjadi sangat kontras pula bila menilik salah satu anak buahnya. Yakni Wahyudi Rudianto Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur. Kasudin ini memliki kekayaan hampir tiga kali lipat dari kekayaan Asep Kuswanto. Dalam laporan LHKPN nya terakhir 2021 dia tercatat memiliki kekayaan bersih Rp 1.942.426.492. Terdiri dari sebidang tanah dan bangunan seluas 498/250 di Jakarta Timur dari hasil sendiri. Harta bergeraknya hanya Rp 7 juta tanpa menyebut jenis kendaraannya. Anehnya dia ini tidak punya Mobil sama sekali. Tapi hutangnya terlapor Rp 68 juta dan kas setara kas hanya Rp 4.426.492. Kalau figur yang satu ini mungkin karena jabatannya belum sementereng Eselon II, belum banyak yang mengetahui profilnya. Namun ketika yang bersangkutan dikonfirmasi Monitor Indonesia, Selasa malam (7/3) hingga berita ini dipublikasi belum mau berkomentar. Begitu juga Asep Kuswanto yang dipertanyakan apakah ada peningkatan nilai hartanya atau malah menurun dari laporan 2021 lalu? dia yang terkenal Bobby bungkam kepada wartawan ini konsisten tidak bergeming. Anggota DPRD DKI Tajir Selanjutnya penelusuran eLHKPN yang menarik dari kalangan anggota Dewan. Parlemen Kebun Sirih yang berjumlah 106 orang tersebut, ada satu yang menonjol yakni Manuara Siahaan. Figur ini dikalangan masyarakat sebelum terpilih anggota dewan sudah dikenal di kalangan kontraktor. Kekayaannya oleh publik ditunggu tunggu. Alhasil menggembirakan. Dalam laporannya terakhir per 31 Desember 2021 tersebut kekayaannya sungguh mencengangkan yakni Rp 15.710.000.343. Terdiri dari 7 bidang tanah tersebar di Jakarta Timur dan Bogor dari hasil sendiri senilai Rp 10.492.000.000. Sedangkan alat transportasinya terdiri dari 1 mobil BMW 318i tahun 2002 senilai Rp 55 juta. 1 mobil Toyota Fortuner tahun 2011 seharga Rp 145 juta. 1 mobil Mercedes Benz E 200 tahun 212 seharga Rp 230 juta dan satu Mobil Avanza Veloz tahun 2014 seharga Rp 65 Juta..semuanya dari hasil sendiri. Dan ada harta bergerak lainnya senilai Rp 9,5 juta. Manuara Siahaan tidak memiliki Surat Berharga. Namun kas dan setara kasnya ada Rp 4.813.500.343. Dan dia tidak memiliki Hutang. Melihat figur yang tajir melintir ini, publik sering bertanya tanya, masa iya sih cuman segitu? Bonar (65) ( Bukan nama sebenarnya) mengaku heran atas laporan Manuara tersebut. "Ah gak mungkinlah hanya segitu, masa gak punya asset dikampung sana (Medan) maksudnya. Setahu saya sih umumnya perantau kalau udah agak sukses suka beli aset atau bangun apalah gitu dikampung buat investasi," katanya. "Setidaknya sering kita dengar keluarga ini masih terus menggeluti proyek. Mungkin saja bukan atas nama dia karena dilarang dan ada undang undangnya anggota parlemen itu tidak boleh terlibat proyek. Tapi kan pengaruh dan kedudukan anggota dewan itu kan sangat kuat. Apalagi dilingkungan Pemprov DKI Jakarta terkenal para pejabat takut sama anggota dewan," jelasnya. "Dikalangan kontraktor juga santer terdengar keluarga itu masih tetap bertengger dipapan papan atas prioritas dapat tender proyek. Apakah kader partai penguasa ini mendapat perhatian penegak hukum?" kata dia mengakhiri perbincangan. (Sabam Pakpahan)
Berita Terkait