BEM UI Diminta Bersikap soal Pengeroyokan Ade Armando

wisnu
wisnu
Diperbarui 13 April 2022 06:23 WIB
Jakarta, MI – Anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi B Gilbert Simanjuntak menilai, tindakan brutal terhadap pegiat media sosial Ade Armando saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR 11 April 2022, mencoreng gerakan mahasiswa. "Tindakan ini sangat memalukan dan brutal, dan melebihi batas kewajaran serta kepatutan," kata Gilbert dalam keterangannya dikutip, Selasa (12/4). Alhasil, kata dia, tuntutan mahasiswa menjadi terlihat dibuat-buat bahkan berlebihan. Dia pun meminta agar pihak kepolisian bertindak tegas terhadap aksi-aksi kekerasan. "Korban penganiayaan mengalami trauma, karenanya Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) selayaknya meminta maaf secara terbuka," kata Gilbert. [caption id="attachment_422395" align="aligncenter" width="300"] Ade Armando ketika diselamatkan petugas usai dikeroyok massa di aksi BEM UI. (Foto: Dok/Ist)[/caption] Gilbert menyebut bahwa BEM UI yang tidak ikut serta dalam aksi demonstrasi BEM SI tersebut harus bersikap. "Karena terbukti pendemo melakukan tindak kriminal/pidana berupa penganiayaan kepada Dosen UI," kata dia. Karena atas kejadian yang menimpa Ade Armando yang merupakan dosen UI tersebut, BEM UI sudah selayaknya mengeluarkan sikap soal tersebut. "BEM UI sebaiknya menjadi contoh yang baik dan sebagai kontrol atas tindakan brutal ini," jelas dia. Diketahui, Ade Armando dianiaya oleh massa tidak dikenal saat mengikuti aksi demo yang digelar oleh BEM SI di Komplek Parlemen Senayan. Beruntumg, Ade diselamatkan petugas dari amuk massa yang berada di lokasi unjuk rasa. Meski diselamatkan, Ade menderita luka di bagian kepala sehingga harus mendapatkan perawatan intensif. Insiden pengeroyokan terhadap Ade Armando oleh massa pengunjuk rasa menjadi pemicu petugas untuk melakukan tindakan tegas membubarkan massa dengan kendaraan taktis water cannon dan gas air mata.
Berita Terkait