Berebut Tahta King Maker Jelang Pilpres 2024

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 13 Februari 2023 16:25 WIB
Jakarta, MI- Hingga kini belum ada satupun koalisi partai politik (parpol) yang terbentuk secara definitif. Semuanya masih dalam tahap penjajakan satu dengan lainnya. Tentu kondisi demikian menimbulkan pertanyaan serius di tengah publik. Pemerhati Sosial Politik, Uchok Sky Khadafi menilai, hal itu terjadi karena adanya dua kutub pemegang kunci kekuasaan saat ini yang belum menemui titik temu soal calon pemimpin bangsa ke depan. Plus desain atau model kekuasaan seperti apa yang akan diterapkan masih jadi tarik ulur antar dua kekuatan tersebut. "Keduanya punya ego politik yang cukup kuat karena masing-masingnya merasa memiliki power dalam menentukan arah perjalanan bangsa dan negara ke depan," ucap Aktivis 98 itu kepada wartawan, Senin (13/02/2023). Adapun dua kutub yang dimaksud, Uchok menjelaskan, yakni antara kekuatan Jokowi di satu sisi dengan Megawati di sisi lainnya. "Jokowi dan Megawati sama-sama ingin jadi King Maker. Persoalan inilah yang berimbas pada stucknya konsolidasi parpol lainnya. Parpol lain masih menunggu kepastian dua kekuatan itu akan seperti apa ke depannya," kata dia. Jadi, kata dia lagi, saat ini tak hanya sekedar menentukan siapa yang bakal menjadi calon pemimpin bangsa ke depan. "Tapi secara tak kasat mata ada pertarungan dua kekuatan itu tadi yang sama-sama berusaha memperebutkan tahta King Maker," ujarnya. Menurutnya, persoalan King Maker jauh lebih rumit ketimbang menentukan calon presiden RI ke depan. "Karena tahta ini jauh lebih strategis ketimbang hanya jadi presiden. Dengan menduduki tahta King Maker maka dipastikan segala kepentingan akan berpusat dalam dirinya. Kalau dilihat dari petanya, sepertinya baik Megawati maupun Jokowi dengan gerbongnya masing-masing akan saling berhadapan melalui pilpres. Di situlah nanti ditentukan siapa yang bakal memenangkan dan duduki tahta King Maker," tandasnya.

Topik:

King maker
Berita Terkait