Politikus Demokrat Dengar Isu Bahwa Sistem Pemilu Bakal Gunakan Proporsional Tertutup

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 14 Februari 2023 14:09 WIB
Jakarta, MI- Politikus Partai Demokrat, Benny K Harman secara tiba-tiba melontarkan isu terkait penundaan dana pemilu dan sistem proporsional tertutup di saat rapat kerja (raker) dengan Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) di ruang rapat Komisi III DPR RI, Nusantara II Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (14/02/2023). Dalam momen itu, Benny melempar candaan kepada anggota Komisi III DPR lainnya yakni Arsul Sani terkait isu penundaan dana pemilu. "Korupsi bagaimana ini, perjudian di mana, siapa judi ini, bagaimana Bapak tahu, judi. Nggak ada gambaran kita. Saya nggak tahu lagi, apalagi menjelang politik nggak tahu dana-dana ini, Pak Arsul ya, saya dengar dananya banyak sekali untuk penundaan pemilu ini. Pakai dana untuk menunda pemilu banyak sekali dana-dana ini, nggak nampung lewat bank ya bisa langsung," ucap Benny merespons pemaparan Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana. Benny lantas mempertanyakan lagi pemaparan Ivan mengenai aliran dana terkait terorisme. Di momen itulah Benny membeberkan perihal isu bahwa nantinya berlaku sistem coblos partai politik di Pemilu 2024. "Mana, tadi ada ditayangkan teroris, toh, itu pun tayang begitu saja. Seperti apa itu, jelaskan kepada kita, dari mana uang itu masuk, siapa yang terima di sini," tandas Benny. "Jadi, ya anggota Dewan udah sumpek ini apalagi dengan sistem pemilu yang ndak jelas. Lalu ada kabar burung bahwa nanti sistem tertutup, Pak Arsul. Sudah dapat informasinya, eh? Dari Bapak Presiden kah? Begitu?" singkat Benny.  

Topik:

Sistem pemilu
Berita Terkait