Prabowo Perlu Kompromi dengan Megawati, PDIP Tidak Rela Kadernya Jadi Cawapres

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 16 Maret 2023 17:07 WIB
Jakarta, MI - Duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo bisa saja terjadi asalkan ada titik temu atas kompromi politik antara Prabowo, Jokowi dan Megawati Soekarnoputri selaku pemegang hak prerogatif Presiden dari PDIP. "Gerindra harus mampu meyakinkan terutama kepada Bu Mega bahwa Prabowo lebih bisa diterima semua kelompok," kata analis politik dari Citra Institute, Yusak Farchan kepada Monitor Indonesia, Kamis (16/3). Kendati begitu, Yusak menilai, duet Prabowo dan Ganjar agak sulit terjadi karena dua faktor. Faktor pertama, elektabilitas Prabowo dan Ganjar yang cukup kompetitif. Faktor kedua, terkait positioning partai. PDIP merasa memiliki bargaining politik yang lebih kuat karena menjadi partai pemenang pemilu. "Sementara Gerindra merasa Pak Prabowo lebih senior dan berpengalaman. Ini yang agak sulit dikompromikan," jelasnya. Yusak berpendapat, sebagai partai pemenang pemilu, sulit bagi PDIP untuk menerima posisi calon wakil presiden (cawapres). Meskipun Prabowo menang pengalaman dan lebih senior, tapi PDIP punya argumentasi politik yang logis. "Sebagai the rulling party yang memegang dua kali supremasi elektoral berturut-turut pada pemilu 2014 dan 2019, PDIP cenderung tida rela jika kadernya hanya menjadi cawapres. Apalagi, elektabilitas Ganjar sangat kompetitif dengan Pak Prabowo," tandasnya. (ABP) #Prabowo Perlu Kompromi #PDIP Tidak Rela Kadernya Jadi Cawapres