Respons Megawati Soal Pemecatan Paman Gibran

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 12 November 2023 14:55 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri [Foto: Yt/@PDIPerjuangan]
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri [Foto: Yt/@PDIPerjuangan]

Jakarta, MI - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, merepons ihwal putusan Majelis Kehormatan Mahakamah Konstitusi (MKMK) yang memecat paman Gibran, Anwar Usman dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Sebelum memulai tanggapannya, Megawati menegaskan, tanggapan itu diberikan setelah dirinya, mendengar kehidupan politik di masa sekarang dengan pertimbangkan dengan hati nurani yang jernih sebagai kontemplasi.

"Saya memutuskan, sudah tiba saatnya untuk bebricara, berbicara dengan nurani, berbicara dengan tuntutan akal sehat dan berbicara dengan jebanan yang hakiki," kata Mega dalam siaran langsung YouTube PDIP, Minggu (12/11).

Mega meminta izin, menanggapi putusan MKMK sebagai anak bangsa yang ikut berjuang bagi tegaknya demokrasi Indonesia, serta sebagai Presiden ke-5 RI, dan sebagai ketum PDIP.

"Keputusan MKMK telah berikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi," ujarnya.

Keputusan MKMK, lanjut Mega, telah menjadi bukti bahwa kekuatan moral politik kebenaran, dan politik akal sehat tetap berdiri kokoh meski hadapi rekayasa hukum konstitusi.

"Kita semua tentu sangat prihatin dan menyayangkan mengapa hal tersebut sampai terjadi," jelasnya.
 
"Berulang kali saya katakan, bahwa kontitusi itu adalah pranata kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diikuti dengan selurus-lurusnya," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akan melakukan pidato yang bertajuk 'Suara Hati Nurani', untuk menanggapi situasi politik terkini, yang akan disiarkan secara daring melalui kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (12/11) sekitar pukul 14.00 WIB. 

"Setelah lama dinanti tiba saatnya sampaikan suara hati nurani," demikian bunyi informasi agenda tersebut, Minggu (12/11).

Secara terpisah, politiku senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan Megawati, akan berbicara soal pentingnya etika politik. Presiden ke-5 RI ini, juga akan menyinggung soal konstitusi negara yang beberapa waktu terakhir ini sedang jadi buah bibir.

"Tekanan terhadap arti penting etika politik, penghormatan dan pelaksanaan Konstitusi. Kita dengar bersama nanti," kata Hendrawan kepada wartawan, Minggu (12/11).

Menurutnya apa yang disampaikan Mega, akan sama dengan penyampaian dari tokoh-tokoh bangsa lain. Ia meminta publik untuk menunggu.

"Kita simak nanti. Pernyataan Ketum PP Muhammadiyah, Pak Surya Paloh, tokoh-tokoh bangsa dan cendekiawan, arahnya sama," tandasnya.