Pernyataan Megawati Bukan Sinyal, Melainkan Tamparan Keras untuk Puan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 25 Mei 2024 19:46 WIB
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal bertukar posisi dengan Puan Maharani untuk menjadi Ketum pada Rakernas V bukanlah sinyal pergantian pemimpin. 

Biran sapaan akrabnya, menilai ada pesan politik yang sangat dalam dari pernyataan Megawati kepada Puan yang merupakan Ketua DPP sekaligus Ketua DPR RI, dan juga anak kandung dari Megawati. 

"Pernyataan Megawati tidak bisa dilepaskan dari konteks politik, sehingga pasti terkesan sarkasme, alias menyindir Puan itu sendiri. Pesan politiknya bisa menyasar 3 arah, yakni kepada Puan itu sendiri, kepada peserta Rakernas, dan juga kepada lawan politik," kata Biran kepada Monitorindonesia.com Sabtu (25/5/2024). 

Kata Biran, Megawati sedang memberikan pesan politik kepada Puan bahwa tidak mudah untuk menjadi ketua umum partai, bahkan ketua DPR RI itu tidak sebanding dengan ketua umum partai. 

Sebab, seperti yang disampaikan Megawati, Ketua DPR itu meskipun kerja tetapi seperti jalan-jalan yang kerap bepergian keliling daerah maupun luar negeri. 

"Tetapi menjadi ketua umum partai, harus konsisten menjalankan ideologi partai, garis perjuangan partai, kepada pengurus dan loyalis partai," ujar Biran. 

Sehingga frasa "loh enak-enak aja, masa saya yang disuruh nongkrong disini, terus keadaannya gonjang-ganjing ngga jelas" adalah kritikan keras Megawati kepada Puan yang terlalu konfrontatif kepada lawan politik PDIP pada Pilpres 2024.

"Itu adalah bentuk kritikan kepada Puan tentang sikap politiknya selama ini yang terkesan tidak terlalu konfrontatif kepada Presiden Jokowi dan pemenang Pilpres yang dipersepsikan oleh Megawati dan PDIP melakukan kecurangan TSM," kata Biran. 

Lebih lanjut, kata Biran, Megawati hendak menegaskan kepada Puang, bahwa untuk menjadi Ketum PDIP harus konsisten dengan ideologi partai dan seluruh kader maupun simpatisan PDIP. 

"Megawati memberikan pesan politik bahwa jika mau jadi ketua umum, ya harus konsisten dengan arah gerak dan prinsip partai, konsisten dengan ideologi partai, konsisten dengan suara pengurus dan loyalis partai," tukasnya. 

Selain itu, pesan politik Megawati kepada seluruh kader adalah hendak menegaskan bahwa PDIP tak akan berkompromi lagi kepada kader yang mengkhianati partai. 

"Kepada peserta Rakernas, Megawati hendak menegaskan bahwa PDIP dan Megawati tidak akan pernah berkompromi dengan para pengkhianat partai, tetap kokoh dengan garis prinsip dan ideologi partai," pungkasnya. 

Sedangkan pesan politik Megawati kepada kepada lawan politiknya, bahwa Megawati hendak menegaskan kalau PDIP dan dirinya tetap konsisten pada prinsip, arah dan ideologi partai. 

"Setia kepada suara akar rumput yang merasa dicurangi, dan akan menjadi oposisi di pemerintahan pemenang Pilpres karena PDIP dan Megawati memahami kemenangan Pilpres kemarin dilakukan dengan cara curang dan TSM," sambungnya