Pengamat Dorong DKPP Tindaklanjuti Pernyataan Riswan Tony Soal Anggota KPU Suka Dugem dan Main Perempuan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 4 Juli 2024 15:04 WIB
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas (Foto: Ist)
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas, menyarankan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) agar segera menindaklanjuti permintaan anggota DPR RI Komisi II Riswan Tony yang pernah menyebut soal gaya hidup anggota KPU yang suka dugem dan bermain perempuan. 

Hal tersebut buntut pemecatan Hasyim Asy'ari dari jabatan Ketua dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI oleh DKPP terkait kasus asusila kepada anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). 

"Sebaiknya DKPP mendalami dan memanggil Riswan Tony terkait dengan informasi yang disampaikan pada saat Raker Komisi II DPR RI dengan KPU," katanya kepada Monitorindonesia.com Kamis (4/7/2024). 

Sebab, diduga kasus tindakan asusila tersebut tidak hanya terjadi pada Hasyim saja, melainkan kepada anggota-anggota KPU RI lainnya. 

"Sehingga bisa dilakukan tindak lanjut dan memberikan sanksi yang sama seperti dengan Hasyim Asy'ari," ujarnya. 

Selain itu, lanjut Fernando, laporan Ketua Umum Partai Republik Satu, Hasnaeni kepada Polda Metro Jaya juga sebaiknya kembali dilakukan penyelidikan atas dugaan pelecehan seksual terhadap dirinya oleh Hasyim.

"Saya meyakini bahwa laporan Hasnaeni patut dibuka kembali dan didalami oleh pihak Polda Metro Jaya," sambungnya. 

Sebab, Fernando menduga bahwa Hasyim merupakan sosok predator seks yang kerap memanfaatkan jabatannya saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah. 

"Saya juga menduga Hasyim Asy'ari sebagai predator seks yang sangat mungkin memanfaatkan jabatannya untuk menyalurkan nafsunya ketika berkunjung ke daerah-daerah," pungkasnya. 

Seperti diketahui, dalam rapat antara Komisi II DPR, Mendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5) lalu.

Anggota Komisi II DPR Riswan Tony menyinggung soal gaya hidup para anggota KPU yang kerap menyewa jet pribadi, melakukan dugem, hingga bermain perempuan.

Bahkan hal itu ia gambarkan seperti layaknya sebuah tokoh fiksi penakluk wanita Don Juan karena "kaget" mendapat anggaran triliunan rupiah. 

"Bukan apa-apa, kaget ini. Punya uang Rp 56 triliun itu kaget. Akibatnya, ya sudah, ada yang kayak Don Juan. Nyewa private jet, belum lagi dugemnya. Bukan kita enggak dengar, itu pasti DKPP tahu, enggak mungkin enggak tahu. Belum lagi wanitanya. Pak Heddy (Ketua DKPP) nih cengar-cengir saja nih," ujar Tony di ruang rapat Komisi II saat itu. 

Untuk itu, Tony meminta kepada DKPP agar berterus terang untuk menjelaskan sola kelakuan gaya hidup para pejabat KPU RI, karena menurutnya DKPP sudah pasti mengetahui hal tersebut. 

"Jadi minta khusus Pak Ketua DKPP kita minta buka-bukaan. Kalau enggak mau (di rapat) terbuka, kita minta tertutup," jelasnya.