Tegas! DPR Tolak Hubungan Diplomatik Dengan Israel, Minta Genosida Dihentikan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 6 Mei 2024 16:29 WIB
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta (Foto: Ist)
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta, menyoroti soal serangan Israel kepada Palestina selama lebih dari 7 bulan yang telah menewaskan puluhan ribu nyawa rakyat Palestina, serta ratusan ribu korban terluka dan jutaan lainnya mengungsi. 

Menurutnya kerusakan wilayah Palestina akibat serangan Israel itu telah membuat kondisi Palestina lebih memprihatinkan dari kehancuran Jepang saat di Bom atom oleh Amerika Serikat pada masa perang dunia ke-II. 

"Rakyat Palestina semakin menderita setelah 7 bulan diserang Israel, kerusakan bangunan di Palestina lebih parah dibandingkan dengan kehancuran akibat bom atom atom Hiroshima dan Nagasaki Jepang," kata Sukamta kepada wartawan, Senin (6/5/2024). 

"Namun kondisi memprihatinkan ini tidak membuat rakyat Palestina menyerah dan terus melawan kekejaman Israel," sambungya. 

Kata Sukamta, Indonesia dalam berbagai kesempatan di forum dunia tak pernah surut sekalipun dalam menyuarakan dukungan terhadap Palestina. 

"Berbagai bentuk dukungan dilakukan oleh masyarakat dunia internasional mulai dari aksi solidaritas, membawa Israel ke Mahkamah Kriminal Internasional, membuat berbagai Resolusi PBB untuk perdamian Palestina, penghentian hubungan diplomatik dengan Israel, boikot produk dan perusahaan pendukung Israel hingga pengiriman bantuan ke Palestina," bebernya. 

Saat ini kata Sukamta, dunia tengah menunggu ditangkapnya PM Israel Benjamin Netanyahu atas kejahatan perang dan penggunaan Genosida di wilayah Palestina. 

"Pada sisi lain upaya menekan Israel untuk menghentikan Genosida terus dilakukan. Dunia kini sedang menunggu surat penangkapan terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas kejahatan perang terhadap rakyat Palestina," tuturnya. 

Selain itu menurut anggota Komisi I DPR RI ini, situasi dukungan dalam negeri Indonesia untuk Palestina tak pernah mengendur, dan justru akan semakin menguat. 

"Rakyat Indonesia masih memiliki komitmen sama mendukung Palestina dan tidak mengakui Israel. Segala upaya mendukung dan membangun hubungan bisnis dan diplomatik dengan Israel adalah bentuk penghianatan terhadap konstitusi dan amanah dari para pendiri Bangsa Indonesia," pungkasnya. 

"Jika ada pihak-pihak yang melakukan upaya tersebut harus diingatkan dan dicegah oleh rakyat Indonesia," tambahnya. 

Terakhir, anggota DPR asal Dapil DI Yogyakarta ini mengajak rakyat Indonesia untuk terus mendoakan rakyat Palestina agar terus dikuatkan dan diberikan pertolongan oleh Allah SWT dan mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif dalam memperjuangkan Palestina di forum-forum Internasional.