Batak Center Gugah Kesadaran akan Kebudayaan dalam Berbagai Aspek

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 September 2022 09:45 WIB
Jakarta, MI - Acara Puncak Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba berlangsung di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat mulai 26-27 September 2022. Kegiatan diisi berbagai acara menarik yang berkaitan dengan kebudayaan Batak. Termasuk penampilan dari para peserta lomba yang sebelumnya telah dipertandingkan sejak Agustus lalu. Acara itu merupakan persembahan dari organisasi Batak Center (BC), yang bertujuan untuk turut meningkatkan kesadaran akan kebudayaan masyarakat Batak dalam berbagai aspek. Terutama ditujukan kepada kalangan muda milenial, agar dapat mencintai dan melestarikan budayanya sendiri. "Tantangan ini merupakan salah satu titik perhatian dari Batak Center sebagai Pusat Habatahon (Pusat Kebatakan), dimana semakin banyak kalangan milenial belakangan ini yang tidak bisa berbahasa Batak, tidak bisa menulis aksara Batak, minimnya yang memiliki kemampuan bertutur dengan menggunakan bahasa Batak, pemahaman adat budaya Batak yang semakin menurun dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan kebudayaan Batak, khususnya Batak Toba," ujar Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon di Jakarta, Selasa (27/9/2022). Hadir dalam acara tersebut diantaranya Ketum PGI Gomar Gultom, Ketua Kongres I Kebudayaan Batak Toba Robert Sibarani, Direktur Utama BPODT Jimmy Panjaitan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid. Tampak juga generasi milenial Batak Yoshua Sirait, Tokoh Masyarakyat Sumut Parlindungan Purba dan tokoh-tokoh Batak lainnya. Sintong berharap kegiatan dari dan untuk kebudayaan Batak ini perlu diperbanyak untuk melestarikannya dan mengembangkannya. Sekaligus juga untuk mewariskannya kepada generasi muda supaya mereka itu mengerti dan menghargai berbagai budaya kekayaan kearifan budaya Batak. "Dari apa yang kita selenggarakan pada hari ini dengan keterbatasan kemampuan ekonomi keuangan kita ternyata bisa laksanakan dengan baik. Artinya kerjasama yang baik dari panitia, ataupun pengurus Nasional Batak Center dalam hal ini itulah yang menghasilkan capaian maksimal daripada Event kegiatan dalam rangka pada Kongres dan Bulan Budaya Batak Toba yang kita laksanakan," tandasnya. Sintong M. Tampubolon yang didampingi Sekjen Jerry Sirait bersama para pengurus lainnya, mengupayakan event Kebudayaan Batak ini, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat Batak secara keseluruhan. Tujuannya gar bersama-sama terus-menerus melestarikan budaya yang menjadi kekayaan Indonesia secara umum, khususnya budaya Batak. Tujuan kegiatan ini, kata Sintong, pertama adalah untuk mengangkat dalam rangka melestarikan dan mengaktualisasikan kembali kebudayaan Batak di kalangan generasi muda. Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Memberi apresiasi terhadap semangat generasi muda dalam merevitalisasi dan mengaktualisasikan kebudayaan Batak Toba. Kedua, mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan strategi kebijakan dan implementasi kebudayaan Batak Toba. "Tujuan ketiga adalah merumuskan pedoman tata bahasa Batak Toba, Paradigma baru tata kelola adat Batak Toba yang essential, efektif dan efisien, menjaga kebudayaan Batak Toba agar terus tumbuh di tengah interaksi budaya-budaya dunia," katanya. Sementara Ketua Panitia Erwin Tobing menuturkan, ternyata masih banyak masyarakat Batak di Jakarta yang antusias dalam acara itu. Sekarang ini bagaimana panitia mengakomodir acara sehingga mereka terhibur. "Jadi acara seperti ini ternyata banyak peminatnya. Kita taksir yang mau datang cuma 200 ternyata hampir 600-an. Semua penuh tempat diatas semua heboh sampai terakhir," ucapnya di lokasi acara. Menurutnya, acara-acara seperti ini memang perlu dibuat agar semua masyarakat bisa menikmati pertunjukan. Bahkan, anak-anak umur 12 tahun ikut bermain Tanganing. "Anak umur 12 sampai umur 16 tadi main Tanganing itu hebat bagus, itu yang harus kita bina. Mereka itu lahir besar di Jakarta, bagaimana kita membina mereka supaya mereka semakin berkembang, mengenal apa itu Taganing, apa itu alat musik Batak lainnya, Ogung, Suling, Terompet, apa semuanya," tambahnya. Bahan, banyak anak anak yang bisa tulisan aksara Batak, bisa pidato, dan lainnya. "Nanti diajukan kepada Pemda supaya dibuat dalam Prodi kurikulum SD kearifan Lokal, jadi pelajaran tentang budaya Batak, aksara, musik, itu perlu dibuat di dunia pendidikan di Daerah," tuturnya. Peserta Fashin Show Alma Naibaho mengaku bangga dengan acara tersebut. Menurutnya, acara yang luar biasa karena dilakukan bagaimana mengajarkan milenial dalam kegiatan adat istidat. "Acaranya keren ya karena menyasar anak-anak muda. Kreasinya keren ya kalau bisa dilakukan ," katanya di lokasi acara. Batak Center Gugah
Berita Terkait